Selasa, 29 Oktober 2013

Promo Buku Traveling - Diskon 15%

Let`s travel and make your own story..! Diskon 15% Untuk buku-buku traveling, atlas dan peta lipat. Panduanmu untuk keliling dunia..! Promo hanya berlaku 15 Oktober - 30 November 2013. Don`t miss it..!



Sabtu, 26 Oktober 2013

Recommended Book: INFERNO by Dan Brown

Tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan syok saat mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak mati. Langdon berhasil lolos berkat Sienna Brooks, seorang dokter muda yang penuh rahasia.

Dalam pelarian, Langdon menyadari bahwa dia memiliki sebuah stempel kuno berisi kode rahasia ciptaan ilmuwan fanatic yang terobsesi pada kehancuran dunia berdasarkan mahakarya terhebat yang pernah ditulis-Infero karya Dante. Ciptaan genetis ilmuwan tersebut mengancam kelangsungan umat manusia, Langdon harus berpacu dengan waktu memecahkan teka-teki yang berkelindan dalam puisi-puisi gelap Dante Alighieri. Belum lagi, dia harus menghindari sepasukan tentara berseragam hitam yang bertekad menangkapnya. (diambil dari cover belakang terbitan Bentang Pustaka)

Review:
Meramu karya seni dan referensi sejarah menjadi sebuah cerita fiksi menarik, Dan Brown, tidak diragukan lagi adalah maestronya. Hal pertama yang akan dijumpai setiap pembaca di halaman depan setiap buku (bahkan sebelum Epilog) adalah pernyataan bahwa “Semua karya seni, kesusastraan, dan referensi sejarah dalam novel ini nyata”. Ini adalah salah satu daya tarik yang membuatku tidak pernah melewatkan karya-karya Dan Brown. Membaca buku beliau seperti berjalan-berjalan melintasi Eropa atau benua lainnya dengan deskripsi detail karya seni, patung, bangunan sejarah, lukisan, lorong-lorong rahasia yang dibangun pada masa tertentu dalam sejarah ataupun literature yang tidak kalah menarik. Aku sudah membaca kelima buku Dan Brown lainnya (Angel & Demons, Da Vinci Code, Deception Point, Digital Fortress, The Lost Symbol) dan buku-buku itu seperti magnet yang membuatku sulit melepaskannya sampai lembar halaman terakhir. Sayangnya buku ini agak berbeda. Inferno memang diangkat dari sebuah mahakarya Dante Alighieri yang sangat menarik, penjelasan yang diberikan oleh Dan Brown mengenai karya beliau sungguh merupakan sebuah referensi yang akurat dalam membaca Inferno versi Dante yang konon sulit dipahami itu.

Namun, konflik yang disuguhkan dalam buku ini rasanya kurang dikelola dengan baik. Seperti buku-buku Dan Brown lainnya, sang tokoh utama akan digiring untuk memecahkan serangkaian teka-teki agar dapat memecahkan sebuah kasus dengan bantuan seorang wanita muda yang memiliki keahlian khusus atau hubungan khusus dengan inti konflik. Tidak berbeda untuk buku ini, hanya saja, buku ini tidak mengandung magnet seperti buku-buku Dan Brown lainnya. Dari sinilah aku coba menganalisa mengapa Inferno tidak menjadi magnet untukku? Pertama, porsi penggambaran sejarah bangunan dan tokoh sejarah terlalu banyak dan sangat detail. Detailnya penjelasan itu pada akhirnya tidak menyokong pengambilan keputusan terhadap langkah Langdon selanjutnya. Jadi hanya seperti informasi tambahan yang perlu dikemukakan oleh Dan Brown.

Detailnya penjelasan ini membuatku bosan dibeberapa tempat. Aku ingat ketika membaca Angel & Demons, setiap penjelasan Dan Brown akan kusimak baik-baik karena penjelasan itu adalah dasar dari langkah pergerakan sang tokoh utama. Hal ini mengantarku pada penyebab kedua. Penjelasan yang terlalu detail itu mengakibatkan konfliknya kehilangan daya tarik ditengah ketertarikan pembaca terhadap sejarah seni. 

Terlepas dari kedua hal yang menggangguku diatas, ide cerita yang diangkat oleh Dan Brown pada buku ini lagi-lagi adalah topik yang cukup unik untuk disimak. Mulai dari ditemukannya sebuah tabung biohazard yang biasanya digunakan untuk membawa virus atau biokimia lainnya, Dan Brown membawa pembaca untuk membayangkan La Mappa dell’Inferno atau Map of Hell karya Sandro Boticelli, seorang tokoh renaisans Italia. Dari sini teka-teki berlanjut, namun pembaca perlu jalan-jalan sebentar ke Palazzo Vecchio di Florence, tempat dimana lukisan kontroversial Vasari di pajang dan menjadi salah satu agen teka-teki dalam petualangan Langdon. Nah kan, membicarakan buku ini tanpa menjelaskan semua daya tarik seninya rasanya pincang, mungkin itulah yang dirasakan oleh Dan Brown sehingga porsi deskripsi seninya sangat banyak. Pembaca yang menyukai gambaran sejarah yang sangat detail tidak akan kecewa membaca buku ini. Apalagi seperti biasa, Dan Brown tidak hanya menyajikan kebudayaan sebuah Negara, kali ini ia menyuguhkan kebudayaan tiga Negara sekaligus.

Inti dari buku ini sebenarnya berbicara tentang senjata biologi yang tidak asing lagi di telinga masyarakat dunia saat ini. Namun yang menjadi poin penting disini adalah betapa cerdiknya Dan Brown mengangkat overpopulasi sebagai pemicu konflik yang memisahkan pihak protagonis dan antagonis dalam buku ini. Overpopulasi? Adakah yang pernah memikirkan apa dampaknya pada sumber daya bumi? Nah, Dan Brown akan membuka mata pembaca untuk melihat masalah ini dari kacamata para ilmuwan World Health Organization. Tiga bintang untuk buku ini.

Buku ini telah diterjemahkan oleh Bentang Pustaka dengan terjemahan mudah dinikmati. Ukuran font yang pas untuk mata, hard cover dan kualitas kertas yang oke mungkin layak menjadi alasan buku ini dijual dengan harga yang cukup mahal 149k.

PS : Akibat membaca buku ini, Inferno karya Dante Alighieri masuk menjadi salah satu buku yang harus kubaca dan Florence, Italy baru saja kutambahkan dalam list tempat di Eropa yang ingin kukunjungi. Ada yang mau join? Baca or Travel?

Diambil dari blog sahabat, Althesia Silvia :

Rabu, 23 Oktober 2013

Masih Berlanjut - Belanja Rp. 500rb GRATIS Buku-buku Keren


Masih berlanjut..!! Belanja Rp. 500rb GRATIS buku-buku keren. Simpan struk belanjamu! Berlaku penggabungan struk dan kelipatan.Wow..!! Tidak berlaku untuk struk Freebook. Selama persediaan masih ada



Info promosi dan update judul Buku GRATIS (Freebook) setiap harinya, segera kunjungi: Toko Buku Leksika Kalibata City Square, Jl. Kalibata Raya No. 01 Jakarta Selatan 12750. More info: 021-29316983 www.leksikabooks.com Follow Twitter: @Leksika_KC Joint Facebook Fanpage: Leksika Kalibata City or please click: http://on.fb.me/s6lsbU 

Senin, 21 Oktober 2013

Book Review – Sun(ny) by Achi TM



Ini sebuah cerita tentang bagaimana setia memapah cinta. Ini sebuah cerita tentang perjuangan sepanjang masa.

Cerah Ceria. Nama yang unik, bukan? Seperti mengimplementasikan namanya, Cerah adalah orang yang selalu periang. Ia adalah gadis yang selalu up beat karena ayahnya selalu mengajarkannya untuk bersyukur kepada Sang Maha Kuasa.

Hingga suatu saat, ia kini telah lulus kuliah. Ia melamar pekerjaan dimana-mana, akan tetapi ia selalu berujung pada penolakan karena kekurangannya : buta parsial warna biru. Ia selalu melihat warna biru sebagai warna hijau gradasi. Ia pun begitu merindukan warna biru karena ia sering menghabiskan waktunya di suatu pantai di Jogja.

Galau mencari pekerjaan, Cerah menjadi terobsesi pada seorang pengarang bernama samaran Samudera Hujan. Samudera Hujan adalah Niki, sahabat Mendung. Mengikuti obsesi dan kata hatinya, Cerah merantau ke Jakarta untuk belajar menulis pada Niki.

Sesampainya di Jakarta dan bertemu dengan Niki, Cerah diuji Niki; pantaskah dia menjadi murid Niki? Sebuah ujian mengenai kesabaran itu mampu dilalui Cerah berkat tekadnya yang kuat. Setelah itu ia belajar menulis bersama Niki. Niki juga memperkenalkannya pada Mendung dan Awan. Akan tetapi, karena akan segera melahirkan, Niki meninggalkan Cerah di Jakarta dan segera menuju Medan, tempat rumahnya berada.

Niki bukanlah orang yang lari dari tanggung jawab. Niki mempekerjakan Cerah di EO Writing Event, sebuah event organizer yang digawangi oleh Mendung dan Awan. Kebetulan, kantor Writing Event berada di atas toko buku Wo(r)ld dimana dulu Mendung pernah bekerja.

Pada resepsi pernikahan Mendung dan Awan, Cerah diajak berfoto bersama seorang laki-laki sebagai pasangan agar dapat memotong antrean masuk gedung. Beberapa saat kemudian, setelah laki-laki itu pergi, Cerah mengejarnya karena ia ingin mengembalikan dompet laki-laki itu yang tertinggal. Meski ia salah orang, Cerah berkenalan dengan laki-laki itu. Laki-laki itu adalah Biru Matahari.

Suatu saat, ada sebuah pesanan untuk Writing Event dari seseorang untuk membuat picture book. Awan memilih Biru -yang ternyata temannya- sebagai ilustrator picture book tersebut. Biru pun memilih Cerah sebagai asistennya. Saat itulah Cerah mulai jatuh cinta pada Biru, meski kenyataanya cintanya bertepuk sebelah tangan.

Ketika sedang menguntit Biru untuk meminta maaf atas suatu kesalahan, Cerah mendapati Biru sedang berada di toko bunga. Ternyata pemilik toko bunga itu adalah Krisan, calon istri Biru. Remuk redamlah hatinya. Akan tetapi, keramahan hati Krisan mampu menahannya untuk berada di toko bunga itu. Bahkan Krisan menjadikan Cerah asistennya sekaligus sahabat baiknya.

Akan tetapi, naasnya, beberapa bulan sebelum pernikahan Biru dan Krisan, Krisan meninggal dunia. Biru terpuruk dalam kesedihan, bahkan ia nyaris gila. Akan tetapi, Cerah yang bukan siapa-siapa, bertekad mengembalikan Biru dari kesedihannya. Proses itu tidaklah cepat. Bahkan Cerah rela menjadi istri Biru meski Biru tidak mencintainya.

Tetapi, apakah seseorang itu akan selamanya rela untuk hidup bersama seseorang yang mungkin tidak menginginkannya? Apakah Cerah bisa mengeluarkan Biru dari bawah bayang-bayang Krisan? Apakah Cerah dapat menjadi bahagia?

Bingung mau bilang apa. Rasanya seneng banget bisa baca Sun(ny). Dibandingkan dengan novel sebelumnya, Cloud(y), novel ini jauh lebih mengalir dan lebih hidup. Bahasanya pun sudah enak untuk dibaca. Alur ceritanya sama sekali tidak mengecewakan.

Mbak Achi TM menyuguhkan dua tokoh utama yang berbeda di novel-novelnya. DI novel Cloud(y), ia memperkenalkan Mendung Megasari sebagai tokoh utama. Ia pekerja keras yang terjebak dalam kesedihan. Di novel Sun(ny), ia memperkenalkan Cerah Ceria sebagai tokoh utama. Ia seseorang yang tak pernah patah arang dan selalu senang. Akan tetapi, Cerah adalah seorang pemimpi. Ia tidak seperti Mendung yang realistis. Bagiku, ia lebih gegabah ketimbang Mendung meski ia lebih hidup.

Selain itu, bagiku Mbak Achi TM juga berhasil menguliti tokoh lain yang bernama Niko. Bagaimana Mbak Achi TM menuliskan cerita di Sun(ny) ini mampu membuat pembaca memandang Niko dari sudut pandang yang berbeda. Niko adalah saudara Niki yang pernah mematahkan hati Mendung. Di novel Cloud(y), aku mendapati kesan Niko sebagai orang yang mau bebas dan tidak bersalah besar terhadap Mendung. Toh sejak awal perkenalan, Niko sudah terlihat hanya akan menjadi penghibur Mendung dan tidak memberi harapan cinta padanya. Akan tetapi di novel Sun(ny), entah bagaimana kesan Niko berubah menjadi sangat buruk. Niko seakan-akan benar-benar mematahkan hati Mendung yang telah ia beri harapan besar (jika kau paham maksudku, hehe). Aku begitu takjub dengan cara Mbak Achi TM melakukannya. Padahal kedua novel sama-sama mendekati Niko dari sisi Mendung, tetapi kesan yang diperoleh begitu berbeda!

Nilai moral yang terkandung di novel ini banyak. Seperti yang sudah kukatakan, novel ini menceritakan tentang bagaimana kesetiaan itu dapat memapah cinta. Betapa pentingnya menjadi setia. Novel ini juga mengingatkan betapa besarnya kuasa Tuhan. Sangat inspiratif!

Meskipun begitu, pada cetakan pertama yang saya beli, terdapat beberapa typo. Selain itu juga terdapat kecacatan cetak buku. Hehehe. Jadi bagaimana, berniat untuk membaca novel ini? 

Buku sebelumnya : Cloud(y)

Sumber, diambil dari blog sahabat: