Memasarkan buku dengan hanya memajang rapi di rak yang ditunggui penjaga terasa kuno. Gantinya adalah toko buku yang terintegrasi dengan layanan yang menyenangkan buat pembeli. Sofa-sofa yang nyaman atau kafe kecil misalnya. Kita tentu ingat, beberapa tahun lalu jaringan QB World menggebrak Jakarta dengan konsep yang mengedepankan kenyamanan. Lalu Bukafe. Aksara, yang melengkapi salah satu tokonya dengan bilik yang bisa dipakai untuk mendongeng, pun demikian.
Belakangan, di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Leksika Bookstore cukup menyita perhatian. Toko seluas 1.300 meter persegi yang berdiri sejak Juli lalu ini sangat diakrabi kalangan mahasiswa di jalur bercokolnya sederet kampus ternama. Bangunannya terdiri atas empat lantai. Di bagian depan, pepohonan rindang langsung menyambut pengunjung. Begitu masuk, interiornya terasa cozy namun funky dengan dominasi warna putih pada dinding dan cokelat pada lantai. Rak-rak bukunya berupa lemari kayu berdesain retro-modern serasa di perpustakaan kuno Mediterania.
"Tak hanya menyediakan koleksi buku lengkap, kami mengusung konsep yang disesuaikan dengan tuntutan masa kini, bookstore is lifestyle," kata Agus Manuntun, Manajer Leksika Bookstore, akhir pekan lalu. Dia menjelaskan, tempatnya menyediakan beragam jenis buku serta alat tulis lokal dan impor. Suasana nyaman yang memberikan keleluasaan bagi pengunjung diutamakan. Serasa di rumah sendiri. Ditemani pelayan yang ramah, cerdas, dan berpenampilan funky yang menawarkan keakraban siap membantu mencari buku. "Pelayan di sini funky nan modis supaya dekat dengan pengunjung." Agar pengunjung betah, tersedia fasilitas kafe dan koneksi Wi-Fi. Tidak mengherankan, sejumlah pengunjung yang membawa setumpuk buku (belum tentu dibeli), memelototi laptop mereka. "Pengunjung yang tidak membawa laptop tapi ingin berselancar ke dunia maya bisa mempergunakan area Internet gratis yang disediakan di sini," ujar Agus lagi.
Butik buku ini juga mengusung konsep eco green, yang mendukung gerakan ramah lingkungan. "Semua tecermin dari pernik yang ada di sini seperti penempatan tangga untuk mengurangi pemakaian energi listrik dan menjadi pilihan sehat sebagai kegiatan olahraga," ujar Agus, yang delapan tahun pernah berkarier di sebuah toko buku besar di Indonesia. Keleluasaan memang sengaja diberikan kepada pengunjung, ditemani musik enak. Mereka yang datang hanya untuk melihat-lihat dan belum memutuskan untuk membeli buku juga dipersilakan menikmati semua kenyamanan tersebut. Di bagian luar terdapat restoran kecil yang tak kalah nyaman. "Aku senang berada di bagian luar. Sebelum memutuskan membeli, aku boleh membaca buku, dengan jaminan tidak rusak atau kotor, sambil bersantap siang ditemani semilir angin dan suasana asri di sekelilingnya," tutur Anggoro, mahasiswa ekonomi Universitas Indonesia yang rutin datang.
Yang suka berada di dalam juga tak perlu khawatir. Sebab, di setiap ruangan terdapat pot-pot bunga. Tidak hanya memburu buku, di sini juga bisa menjelajahi dunia maya dan ngendon di Leksikafe di lantai tiga yang menyediakan minuman dan camilan. "Area ini sering dipakai sebagai tempat belajar kelompok atau diskusi," tutur Agus. Di jelaskannya, semua koleksi di sini selalu aktual berupa buku-buku terbaru lokal, nasional, hingga mancanegara. Tersedia pula ruang komunitas para anggota dengan beragam kegiatan. Harganya beragam, ada yang Rp 3.000 ada pula yang Rp 800 ribu ke atas. Leksika buka Senin sampai Minggu pukul 09.00-21.00 WIB.
Konsep toko buku modern memang berkembang. Menurut penulis dan pencinta buku Nova Riyanti Yusuf, ada tuntutan euphoria baru toko buku dikemas one stop shopping. "Buku sudah menjadi gaya hidup yang harus diramu dengan kehadiran kafe, dunia maya, pertunjukan musik dan pernik lainnya," ucapnya. Nah, Anda siap berlama-lama memburu buku di sini? HADRIANI P
Sumber: Koran Tempo, Jumat 31 Oktober 2008. http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/10/31/Gaya_Hidup/krn.20081031.146540.id.html
Kamis, 30 Oktober 2008
Gaya Hidup: Yang Cozy buat Pemburu Buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar