The
Heike Story menceritakan mengenai tokoh bernama Heike Kiyomori, seorang
panglima muda dari klan Heike, yang hidup pada masa tahun 1118-1186, dan
terseret dalam pusaran intrik-intrik politik istana kekaisaran
hingga akhirnya memiliki peran penting dalam sejarah pemerintahan Jepang masa
itu.
Berbeda
dengan novel sejarah Musashi dan Taiko yang pada masanya kekuasaan pemerintahan
berada di tangan shogun (panglima militer), maka pada masa hidup Heike,
kekuasaan pemerintahan masih berada di tangan kaisar.
Kendati
demikian, dikisahkan bahwa pada masa tersebut terjadi banyak kekacauan dan
pertikaian bersenjata karena hampir setiap bangsawan tuan tanah
memiliki pasukan militer sendiri dan dapat menekan pihak istana. Tidak hanya
para bangsawan, bahkan biara-biara besar Budha besar pun bebas
mempersenjatai para biksunya sehingga kerap ditakuti oleh masyarakat.
Kekacauan
pada masa tersebut membuat istana kekaisaran sangat bergantung pada
perlindungan dari klan-klan keluarga bangsawan tertentu yang dianggap loyal
dan dapat memberikan jaminan keamanan pada keluarga kekaisaran serta
pemerintahan.
Di
antara berbagai klan yang berperan pada masa tersebut, terdapat tiga klan yang
tercatat memainkan peran penting, yakni klan Fujiwara, Heike dan Genji. Klan
Fujiwara memiliki peran penting sebagai klan yang paling dipercaya keluarga
kaisar sehingga untuk memperkuat ikatan, pihak keluarga kaisar banyak menikahi
putri-putri cantik dari klan Fujiwara.
Kedekatan
itu pulalah yang membuat orang-orang dari klan Fujiwara mampu menempati posisi
penting dalam pemerintahan, seperti halnya Perdana Menteri Tadamichi
(1097-1164) dan Menteri Golongan Kiri, Yorinaga (1120-1156).
Klan
Fujiwara-lah sebetulnya yang mengendalikan pemerintahan pada masa itu hingga ke
provinsi-provinsi terjauh sekaligus membuat para bangsawan dari klan
tersebut bergelimang kekayaan luar biasa. Kendati
demikian, manisnya kekuasaan dan kekayaan pada akhirnya menggiring terjadinya
konflik internal di kalangan bangsawan Fujiwara sendiri. Karena itu, klan ini
menggalang dukungan dari dua klan lain yang dianggap kuat pada masa tersebut,
yakni klan Heike dan Genji.
Kedua
klan tersebut, yang tidak memiliki keterkaitan apapun dengan istana ,
ditugaskan untuk mengelola keamanan militer wilayah kekuasaan klan Fujiwara di
provinsi-provinsi terjauh, dipekerjakan sebagai samurai pengawal
istana, meredam gejolak masyarakat serta menengahi pertikaian bersenjata di
antara kuil dan biara-biara besar Buddha.
Namun
demikian, konflik internal dalam klan Fujiwara sendiri akhirnya menyeret klan
Heike dan Genji untuk saling mengadu domba faksi-faksi di dalam tubuh klan
Fujiwara. Pada pertengahan abad itulah, terjadi pertikaian militer
besar-besaran di antara para bangsawan, yang akhirnya membuat klan Heike,
dibawah panglima muda mereka Heike Kiyomori, mengakhiri dominasi klan
Fujiwara sekaligus menjatuhkan saingannya, yakni klan Genji.
Kendati
demikian, sejarah juga mencatat bahwa pada seperempat abad kemudian, klan Genji
akhirnya berhasil menggulingkan klan Heike dan menguasai pemerintahan.
Sejarah Klasik Jepang
Kisah
The Heike Story (Hikayat Heike) ini menarik untuk dibaca karena dapat semakin
memperdalam pemahaman kita mengenai sejarah klasik Jepang, terutama terkait
konflik-konflik politik abad-12, sebelum Shogun Tokugawa Ieyasu berhasil
mempersatukan Jepang dan memerintah negeri itu sebagai diktator militer,
sekaligus memarjinalkan peran kaisar.
Novel
ini juga menarik karena ditulis oleh pengarang Jepang , Eiji Yoshikawa,
yang teknik menulisnya sangat mengandalkan pada alur cerita yang kuat
berbasiskan fakta sejarah.
Berbeda
dengan sastrawan-sastrawan Prancis dan Rusia yang sering mempengaruhi gaya para
sastrawan Jepang lainnya, Eiji Yoshikawa tidak bertele-tele
dalam membangun kisah pada setiap bab novelnya. Kalaupun terdapat bab-bab
yang mengisahkan tokoh lain (bukan tokoh utama), namun pada ujungnya ternyata
bermuara pada kisah si tokoh utama.
Hal
lain yang menarik pada novel-novel karya Yoshikawa yakni tokoh utama ternyata
tidak selalu menjadi pahlawan utama Sejarah atau rangkaian peristiwa yang
tidak terduga, adalah protagonis yang mencakup segalanya dan para tokoh besar
hanyalah sosok-sosok yang sejenak terselamatkan dari arus deras waktu
(hal.749).
Buku
novel setebal 750 halaman tersebut dilengkapi dengan diagram silsilah keluarga
kaisar pada masa itu, serta silsilah penting terkait keluarga klan Heike,
Fujiwara dan Genji. Hanya saja, akan lebih baik bila buku ini juga dilengkapi
dengan daftar nama-nama tokoh penting serta perannya dalam kisah tersebut
mengingat banyak sekali nama tokoh yang bermunculan dan terkadang kemunculannya
terjadi pada dua bab yang terpisah jauh.
Akan
lebih baik lagi bila buku ini dilengkapi pula dengan halaman khusus
daftar mengenai istilah-istilah tertentu atau penjelasan mengenai konteks
tertentu dalam sejarah politik dan budaya Jepang, sehingga bagi orang
awam yang baru pertama kali membaca buku novel sejarah klasik Jepang, akan
dapat mencerna dengan lebih mudah.(*)
Sumber:
Dapatkan buku-buku terbaik dari Penerbit Studio Kata. Mari belajar tentang nilai-nilai dan kebijaksanaan dari Bangsa China dan Jepang, serta kisah-kisah heroik lainnya.
Promo: Belanja Rp. 500rb (Buku dan Stationery) GRATIS salah satu buku-buku di atas. Berlaku penggabungan struk dan kelipatan. Wow! More info: (021) 29316983 - Customer Service.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar