Senin, 07 Oktober 2013

Sinopsis: The Heike Story - Kisah Epik Jepang Abad Ke-12 by Eiji Yoshikawa



The Heike Story menceritakan mengenai tokoh bernama Heike Kiyomori, seorang panglima muda dari klan Heike, yang hidup pada masa tahun 1118-1186,  dan terseret  dalam pusaran intrik-intrik politik istana kekaisaran  hingga akhirnya memiliki peran penting dalam sejarah pemerintahan Jepang masa itu.

Berbeda dengan novel sejarah Musashi dan Taiko yang pada masanya kekuasaan pemerintahan berada di tangan shogun (panglima militer), maka pada masa hidup Heike, kekuasaan pemerintahan masih berada  di tangan kaisar.

Kendati demikian, dikisahkan bahwa pada masa tersebut terjadi banyak kekacauan dan pertikaian bersenjata  karena hampir  setiap bangsawan tuan tanah memiliki pasukan militer sendiri dan dapat menekan pihak istana. Tidak hanya para bangsawan,  bahkan biara-biara besar  Budha besar pun bebas mempersenjatai para biksunya sehingga  kerap ditakuti oleh masyarakat.

Kekacauan pada masa tersebut membuat istana kekaisaran sangat bergantung pada perlindungan dari klan-klan keluarga bangsawan tertentu yang dianggap loyal dan  dapat memberikan jaminan keamanan pada keluarga kekaisaran serta pemerintahan.

Di antara berbagai klan yang berperan pada masa tersebut, terdapat tiga klan yang tercatat memainkan peran penting, yakni klan Fujiwara, Heike dan Genji. Klan Fujiwara memiliki peran penting sebagai klan yang paling dipercaya keluarga kaisar sehingga untuk memperkuat ikatan, pihak keluarga kaisar banyak menikahi putri-putri cantik  dari klan Fujiwara.

Kedekatan itu pulalah yang membuat orang-orang dari klan Fujiwara mampu menempati posisi penting dalam pemerintahan, seperti halnya  Perdana Menteri Tadamichi (1097-1164) dan Menteri Golongan Kiri, Yorinaga (1120-1156).

Klan Fujiwara-lah sebetulnya yang mengendalikan pemerintahan pada masa itu hingga ke provinsi-provinsi terjauh sekaligus membuat para bangsawan dari klan tersebut  bergelimang kekayaan luar biasa. Kendati demikian, manisnya kekuasaan dan kekayaan pada akhirnya menggiring terjadinya konflik internal di kalangan bangsawan Fujiwara sendiri. Karena itu, klan ini menggalang dukungan dari dua klan lain yang dianggap kuat pada masa tersebut, yakni klan Heike dan Genji.

Kedua klan tersebut, yang tidak memiliki keterkaitan apapun dengan istana , ditugaskan untuk mengelola keamanan militer wilayah kekuasaan klan Fujiwara di provinsi-provinsi terjauh, dipekerjakan sebagai samurai  pengawal  istana, meredam gejolak masyarakat serta menengahi pertikaian bersenjata di antara kuil dan biara-biara besar Buddha.

Namun demikian, konflik internal dalam klan Fujiwara sendiri akhirnya menyeret klan Heike dan Genji untuk saling mengadu domba faksi-faksi di dalam tubuh klan Fujiwara. Pada pertengahan abad itulah, terjadi pertikaian militer besar-besaran di antara para bangsawan, yang akhirnya membuat klan Heike, dibawah panglima muda mereka Heike Kiyomori, mengakhiri dominasi klan Fujiwara  sekaligus menjatuhkan saingannya, yakni klan Genji.

Kendati demikian, sejarah juga mencatat bahwa pada seperempat abad kemudian, klan Genji akhirnya berhasil menggulingkan klan Heike dan menguasai pemerintahan.

Sejarah Klasik Jepang

Kisah The Heike Story (Hikayat Heike) ini menarik untuk dibaca karena dapat semakin memperdalam pemahaman kita mengenai sejarah klasik Jepang, terutama terkait konflik-konflik politik abad-12, sebelum Shogun Tokugawa Ieyasu berhasil mempersatukan Jepang dan memerintah negeri itu sebagai diktator militer, sekaligus memarjinalkan peran kaisar.

Novel ini juga menarik karena ditulis oleh  pengarang Jepang , Eiji Yoshikawa, yang teknik menulisnya sangat mengandalkan pada alur cerita yang kuat berbasiskan  fakta sejarah.

Berbeda dengan sastrawan-sastrawan Prancis dan Rusia yang sering mempengaruhi gaya para sastrawan  Jepang lainnya,  Eiji Yoshikawa  tidak bertele-tele dalam membangun kisah  pada setiap bab novelnya. Kalaupun terdapat bab-bab yang mengisahkan tokoh lain (bukan tokoh utama), namun pada ujungnya ternyata bermuara pada kisah si tokoh utama.

Hal lain yang menarik pada novel-novel karya Yoshikawa yakni tokoh utama ternyata tidak selalu menjadi pahlawan utama  Sejarah atau rangkaian peristiwa yang tidak terduga, adalah protagonis yang mencakup segalanya dan para tokoh besar hanyalah sosok-sosok yang sejenak terselamatkan dari arus deras waktu (hal.749).

Buku novel setebal 750 halaman tersebut dilengkapi dengan diagram silsilah keluarga kaisar pada masa itu, serta silsilah penting terkait keluarga klan Heike, Fujiwara dan Genji. Hanya saja, akan lebih baik bila buku ini juga dilengkapi dengan daftar nama-nama tokoh penting serta perannya dalam kisah tersebut mengingat banyak sekali nama tokoh yang bermunculan dan terkadang kemunculannya terjadi pada dua bab yang terpisah jauh.

Akan lebih baik lagi bila buku ini dilengkapi pula dengan halaman khusus daftar  mengenai istilah-istilah tertentu atau penjelasan mengenai konteks tertentu dalam sejarah politik dan  budaya Jepang, sehingga bagi orang awam yang baru pertama kali membaca buku novel sejarah klasik Jepang, akan dapat mencerna dengan lebih mudah.(*)

Sumber:  


Dapatkan buku-buku terbaik dari Penerbit Studio Kata. Mari belajar tentang nilai-nilai dan kebijaksanaan dari Bangsa China dan Jepang, serta kisah-kisah heroik lainnya. 

Promo: Belanja Rp. 500rb (Buku dan Stationery) GRATIS salah satu buku-buku di atas. Berlaku penggabungan struk dan kelipatan. Wow! More info: (021) 29316983 - Customer Service.

Tidak ada komentar: