Hari/Tanggal: Minggu, 30 November 2008
Waktu : pukul 16.00 WIB sampai selesai
Tempat : toko buku Leksika Lenteng Agung
Happy Salma Mencintai Buku
Selasa, 11 November 2008 | 16:15 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:
Kegandrungan Happy Salma pada dunia buku berawal ketika ia jatuh cinta dengan karya-karya sastra Pramoedya Anantatoer beberapa tahun silam. “Mencintai buku seperti mencintai alur kehidupan. Buku membawaku ke alam jelajah yang luas dan maha indah,” ia berucap lancar ketika kepergok sedang mengunjungi sebuah toko buku di kawasan Rawamangun, Jakarta, akhir pekan lalu.
Gara-gara kecintaan pada buku, Happy pun didampuk menjadi duta toko buku Leksika di Jakarta, beberapa waktu lalu. “Buatku, ini suatu penghargaan sekaligus tanggung jawab yang tidak bisa dianggap remeh. Aku harus mampu membuktikan dedikasiku di dunia buku,” pungkasnya sambil menebarkan senyuman.
Demi alasan tanggung jawab dan soal dedikasi tadi, salah satu kegiatan yang kini dilakukan wanita kelahiran Sukabumi, 4 Januari 1980 itu adalah sibuk mempromosikan buku kumpulan cerita pendek terbarunya Telaga Fatamorgana. “Pepatah mengatakan gajah mati meninggalkan gading, harimau meninggalkan belang. Bagiku sederhana, setidaknya dalam hidupku mampu berkarya membuat buku yang berguna bagi banyak orang,” papar nona berwajah rupawan ini sebelum berlalu menenggelamkan diri ke dalam rak-rak di area toko buku tersebut. HADRIANI P
sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/gosip/2008/11/11/brk,20081111-145297,id.html
Jumat, 28 November 2008
Minggu, 23 November 2008
2 Hari Spesial Member Leksika Diskon 20% All Items Buku & Majalah dan GRATIS Tis Tis...
Diskon 20% All items Buku & Majalah di toko buku Leksika, Sabtu-Minggu 29-30 November 2008. Belanja 50ribu GRATIS Perdana Fren atau Hepi. Belanja 250ribu GRATIS Tas Cantik. Jadi, segera catat buku-buku yang menjadi incaran Anda, bila perlu pesan dulu ke CSO supaya disimpankan. Program ini khusus untuk member Leksika dan berlaku di semua toko buku Leksika. Belum jadi member? Gampang! Selama masa promosi, cukup belanja 25ribu, GRATIS member card langsung jadi. Buruan ke Leksika atau hubungi Layanan Pesan Antar.
Member's Day kali ini dimeriahkan dengan Talk Show:
* Sabtu 29 November 2008 pkl.12.00-14.00 WIB
Bedah Buku : 8 Langkah Ajaib Menuju Langit – Rahasia Dahsyat Meraih Impian
Pembicara : Victor Asih
Tempat : Leksika Lenteng Agung
* Sabtu 29 November 2008 pkl.14.00 WIB sd selesai
Bedah Buku : Let Me Stand Alone (Biarkan Aku Berdiri Sendirian)
Goresan pena yang menggegerkan dunia karya gadis Amerika yang
dilindas Buldozer hidup-hidup demi Palestina!
Pembicara : Keluarga Besar Penulis (Rachel Corrie) dan tim editor
Tempat : Leksika Rawamangun
Ikuti juga Festival Band Leksika (Akustik) Musik Tanpa Distorsi, Sabtu 29 November 2008 di Leksika Lenteng Agung, Minggu 30 November 2008 di Leksika Rawamangun.
>> Leksika Lenteng Agung, Jl.Raya Lenteng Agung, depan PDIP Jakarta Selatan telp.7806566
>> Leksika Rawamangun Square Lt.3, Jl.Pegambiran No.55 (ex Artomoro, 100m dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur telp. 47869277
Member's Day kali ini dimeriahkan dengan Talk Show:
* Sabtu 29 November 2008 pkl.12.00-14.00 WIB
Bedah Buku : 8 Langkah Ajaib Menuju Langit – Rahasia Dahsyat Meraih Impian
Pembicara : Victor Asih
Tempat : Leksika Lenteng Agung
* Sabtu 29 November 2008 pkl.14.00 WIB sd selesai
Bedah Buku : Let Me Stand Alone (Biarkan Aku Berdiri Sendirian)
Goresan pena yang menggegerkan dunia karya gadis Amerika yang
dilindas Buldozer hidup-hidup demi Palestina!
Pembicara : Keluarga Besar Penulis (Rachel Corrie) dan tim editor
Tempat : Leksika Rawamangun
Ikuti juga Festival Band Leksika (Akustik) Musik Tanpa Distorsi, Sabtu 29 November 2008 di Leksika Lenteng Agung, Minggu 30 November 2008 di Leksika Rawamangun.
>> Leksika Lenteng Agung, Jl.Raya Lenteng Agung, depan PDIP Jakarta Selatan telp.7806566
>> Leksika Rawamangun Square Lt.3, Jl.Pegambiran No.55 (ex Artomoro, 100m dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur telp. 47869277
Minggu, 09 November 2008
Mencari Celah Bisnis
Sunday, 09 November 2008
IDE-IDE bisnis unik dalam buku ini dijamin akan merangsang cara berpikir Anda untuk menghasilkan lebih banyak ide bisnis unik lainnya.
Berikut adalah beberapa idebisnisunikyangakanmemberikan inspirasi bagi bisnis yang sedang atau akan Anda jalankan: Ide 1—Dua orang sahabat mendirikan kafe yang menunya makanan bijirin (sereal).
Konsep kafe mereka bertujuan untuk menjadi Starbucksnya sereal.Ide 29— Ide seorang nenek berusia lebih dari 90 tahun mendesain tongkat dari bahan plastik dan penuh warna untuk mengganti tongkat standar rumah sakit,membawanya menjadi seorang wirausahawan.
Ide 67—Sebuah perusahaan menjual telur memanfaatkan inovasi yang telah dilakukan oleh hampir seluruh produsen susu dunia, memakai kemasan karton (tetra) untuk mengemas telurnya.Ide 73— Layanan fotokopi gratis yang merupakan impian bagi setiap mahasiswa telah diluncurkan oleh sebuah perusahaan di banyak kampus dan menjadi tren yang luar biasa.
Ide 119—Seorang pengusaha dengan ide gilanya berhasil memiliki otoritas dan dokumen legal untuk menjual properti di bulan dan beberapa planet lain beserta satelitnya dalam sistem tata surya kita. ”123 Unique Business Ideas” akan membeberkan cerita-cerita sukses lainnya dari ide-ide bisnis unik, luar biasa dan berharga ini,seperti halnya contoh-contoh kepinganceritadiatas.
Bukuinimerupakan bukti nyata bahwa Anda dapat menghasilkan uang dengan ide-ide bisnis yang tidak biasa atau yang orang lain anggap aneh. Selain itu,buku ini sangat bermanfaat bagi orang-orang yang sedang mencari ceruk (niche) bisnis.
Setelah membaca buku ini, cara berpikir Anda tentang ide-ide bisnis tidak akan pernah sama lagi. Buku ini akan memberikan inspirasi bagi Anda untuk menciptakan ide bisnis Anda sendiri, meraih publisitas lebih besar, dan menarik pelanggan lebih banyak.( wasis wibowo/Seputar Indonesia, Senin 10 November 2008)
Dapatkan buku 123 Unique Business Ideas di toko buku Leksika
>>Leksika Lenteng Agung telp.780-6566
>>Leksika Rawamangun telp.4786-9277
IDE-IDE bisnis unik dalam buku ini dijamin akan merangsang cara berpikir Anda untuk menghasilkan lebih banyak ide bisnis unik lainnya.
Berikut adalah beberapa idebisnisunikyangakanmemberikan inspirasi bagi bisnis yang sedang atau akan Anda jalankan: Ide 1—Dua orang sahabat mendirikan kafe yang menunya makanan bijirin (sereal).
Konsep kafe mereka bertujuan untuk menjadi Starbucksnya sereal.Ide 29— Ide seorang nenek berusia lebih dari 90 tahun mendesain tongkat dari bahan plastik dan penuh warna untuk mengganti tongkat standar rumah sakit,membawanya menjadi seorang wirausahawan.
Ide 67—Sebuah perusahaan menjual telur memanfaatkan inovasi yang telah dilakukan oleh hampir seluruh produsen susu dunia, memakai kemasan karton (tetra) untuk mengemas telurnya.Ide 73— Layanan fotokopi gratis yang merupakan impian bagi setiap mahasiswa telah diluncurkan oleh sebuah perusahaan di banyak kampus dan menjadi tren yang luar biasa.
Ide 119—Seorang pengusaha dengan ide gilanya berhasil memiliki otoritas dan dokumen legal untuk menjual properti di bulan dan beberapa planet lain beserta satelitnya dalam sistem tata surya kita. ”123 Unique Business Ideas” akan membeberkan cerita-cerita sukses lainnya dari ide-ide bisnis unik, luar biasa dan berharga ini,seperti halnya contoh-contoh kepinganceritadiatas.
Bukuinimerupakan bukti nyata bahwa Anda dapat menghasilkan uang dengan ide-ide bisnis yang tidak biasa atau yang orang lain anggap aneh. Selain itu,buku ini sangat bermanfaat bagi orang-orang yang sedang mencari ceruk (niche) bisnis.
Setelah membaca buku ini, cara berpikir Anda tentang ide-ide bisnis tidak akan pernah sama lagi. Buku ini akan memberikan inspirasi bagi Anda untuk menciptakan ide bisnis Anda sendiri, meraih publisitas lebih besar, dan menarik pelanggan lebih banyak.( wasis wibowo/Seputar Indonesia, Senin 10 November 2008)
Dapatkan buku 123 Unique Business Ideas di toko buku Leksika
>>Leksika Lenteng Agung telp.780-6566
>>Leksika Rawamangun telp.4786-9277
Jumat, 07 November 2008
Talk Show dan Bedah Buku Let Me Stand Alone (Biarkan Aku Berdiri Sendirian)
Goresan pena yang menggegerkan dunia karya gadis Amerika yang dilindas Buldozer hidup-hidup demi Palestina!
Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Nov'08
Waktu : Pkl.14.00 wib sd selesai
Narasumber : Keluarga Besar Penulis ( Rachel Corrie ) dan tim editor
Tempat : Leksika Rawamangun
Judul Buku: Let Me Stand Alone
(Biarkan Aku Berdiri Sendirian)
Penulis: Rachel Corrie
Penerjemah: Alpha Sally Arifin dkk.
Penerbit: Madia, Jakarta
Wariskan Spirit Perdamaian
''Kita lahir dan kelak mati. Semua akan merasai sendiri. Kesendirian kita di dunia ini, mungkin tak berlangsung selamanya. Mungkin kebebasan bisa menghilangkannya...''
Demikian salah satu renungan Rachel Corrie dalam buku ini. Renungan itu tak muncul secara tiba-tiba, tetapi lewat suatu proses nan panjang; seumur hidup Rachel. Seusai membaca buku ini, kita pun akan menggangap bahwa Rachel selalu menghidupkan nalar empati dalam jiwanya.
Rachel berangkat ke Rafah atas prakarsa International Solidarity Movement (ISM). Di wilayah konflik Israel-Palestina yang berbatasan dengan Mesir itu, sang maut menjemputnya.
Sore hari, 16 Maret 2003, iring-iringan tank dan buldoser tentara Israel memenuhi jalanan di Rafah. Mereka bersiap menggusur rumah warga Palestina. Ketika satu buldoser jenis Caterpilar D-9 bergerak menuju sebuah rumah, Rachel menghadangnya seperti seorang polantas menghentikan mobil di jalan. Rachel berteriak ''Stop!'' berulang-ulang akhirnya meregang nyawa setelah digilas rantai baja buldoser.
Goenawan Mohammad dalam pengantarnya dalam buku versi Indonesia itu mengatakan bahwa kematian bukan sesuatu yang harus disesali. Setiap kita yang ''ditinggalkan'' bisa menyerap pelajaran penting dari sebuah kematian. Rachel tidak meninggal dengan kesia-siaan, sebab catatan harian yang ditulisnya sejak duduk di taman kanak-kanak bisa membuat orang lain tahu tentang cara mengembangkan empati, berpihak pada yang lemah dan menegakkan perdamaian lewat jalan tanpa kekerasan.
Rachel sama seperti individu lain di dunia ini. Ketika membaca catatannya, kita bisa meresapi kecemasan, kesedihan, dan kebahagiaan serta mimpi yang kerap mendatanginya dari waktu ke waktu. Si bungsu dari tiga bersaudara itu menuliskan rona hatinya dalam esai dan puisi yang bisa membuat kita tertawa dan murung. Bahkan, sejumlah catatan Rachel di masa kanak-kanak mampu membuat kita terperangah sebab permenungan yang dilakukannya sungguh luar biasa.
Ketika berumur 12 tahun, saat Perang Teluk sedang berkecamuk, ia telah menggumpalkan sebuah kesimpulan yang memukau dalam esai protes bertitel Kepada Tentara. Dia mengatakan, ''Perdamaian dan kerja sama adalah prioritas cita-citaku.''
Rachel juga larut dalam percintaan dengan seorang lelaki bernama Collin. ''Cinta eksklusif'' itu tak membuat Rachel tercerabut dari kenyataan yang melingkupinya sehari-hari. Ia aktif memprotes kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang merugikan alam dan kebijakan diskriminatif yang menghalalkan penyerbuan ke negara lain. Semua protes Rachel ditulis dalam untaian kalimat yang menghentak dan indah. Rachel telah menemukan cita-citanya ketika masih kecil, yakni menjadi penyair.
Ya, Rachel adalah penyair yang menyulih kata-kata dari fakta di sekitar yang membuatnya sedih dan gembira. Ia seolah tak pernah berhenti untuk menajamkan analisanya mengenai interaksi positif antarmanusia melalui kerja-kerja kemanusiaan. Sejak kuliah, ia telah aktif di pusat krisis universitas untuk mendengarkan keluhan hidup teman-temannya dan ia juga menjadi garda terdepan dari organisasi perdamaian yang bermarkas di Olympia. Ia aktif menggalang gerakan tanpa kekerasan sejak jauh-jauh hari sebelum memutuskan berangkat ke Palestina. Sebuah keputusan yang sangat dicemaskan oleh orang tuanya.
Melalui catatannya, Rachel seolah membuktikan bahwa stigma yang melekat pada suatu kelompok masyarakat hanya bisa dihilangkan ketika pembauran terjadi tanpa syarat. Masyarakat dunia yang terkotak-kotak berdasarkan ideologi, agama dan ras gagal mengembangkan empati karena lebih mengedepankan kecurigaan dan ketakutan.
Manusia memiliki kebebasan untuk berhubungan dengan siapa pun di muka bumi. Rachel membuktikan bahwa keterbukaan, pengembangan empati, dan mengedepankan dialog bisa membuat ''proyek perdamaian'' di muka bumi bukanlah mustahil.
Rachel menajamkan empati dan prinsip damai tanpa kekerasan tak hanya lewat bergaul dengan sesama manusia, namun juga melalui buku. Benda inilah yang tampaknya menggiring pemikirannya untuk ikut dalam gerakan pasifis (pencinta kedamaian). Selain itu, kegiatan menulis --entah itu berupa puisi atau esai-- yang dilakoni sejak kecil merupakan ajang untuk merefleksikan kenyataan hidup yang berseliweran di depan matanya.
Buku ini tak hanya menyoal sebuah kematian. Tetapi lebih dari itu, kita bisa belajar bahwa mendidik anak agar mencintai perdamaian ialah pekerjaan mulia bagi kepentingan dunia. Anak-anak yang tumbuh dalam kondisi damai adalah benih yang akan menjadikan dunia sebagai tempat yang nyaman untuk dihuni. Orang tua Rachel telah memperkenalkan perbedaan sejak ia masih kecil, yakni ketika rumah mereka dijadikan home stay bagi siswa yang berasal Jepang dan Rusia dalam progam pertukaran pelajar.
Rachel telah membuktikan bahwa komunikasi merupakan hal penting untuk meluaskan gerakan perdamaian. Selama berada di Palestina, ia kerap mengirimkan email untuk dipublikasikan koran lokal di Olympia. Tulisan-tulisan Rachel turut berkontribusi dalam menggugah kesadaran warga Amerika Serikat agar mendesak pemerintahnya untuk menghentikan perang dan mewujudkan perdamaian di dunia.
Rachel menggunakan kebebasan untuk menebarkan empati, mewujudkan perdamaian dan merekam peristiwa melalui kegiatan menulis --hingga buku ini menjadi warisan darinya untuk warga dunia. Walau akhirnya, ia tak kuasa menghadapi sekelompok manusia yang lebih memilih memanfaatkan kebebasan untuk melakukan aneksasi, membunuh dan merugikan pihak lain. Kematian Rachel kiranya membuktikan bahwa kekerasan tak pernah pantas dijadikan pilihan untuk menyulam perdamaian di muka bumi. (*)
Fenny Aprilia, alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
sumber: jawapos
Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Nov'08
Waktu : Pkl.14.00 wib sd selesai
Narasumber : Keluarga Besar Penulis ( Rachel Corrie ) dan tim editor
Tempat : Leksika Rawamangun
Judul Buku: Let Me Stand Alone
(Biarkan Aku Berdiri Sendirian)
Penulis: Rachel Corrie
Penerjemah: Alpha Sally Arifin dkk.
Penerbit: Madia, Jakarta
Wariskan Spirit Perdamaian
''Kita lahir dan kelak mati. Semua akan merasai sendiri. Kesendirian kita di dunia ini, mungkin tak berlangsung selamanya. Mungkin kebebasan bisa menghilangkannya...''
Demikian salah satu renungan Rachel Corrie dalam buku ini. Renungan itu tak muncul secara tiba-tiba, tetapi lewat suatu proses nan panjang; seumur hidup Rachel. Seusai membaca buku ini, kita pun akan menggangap bahwa Rachel selalu menghidupkan nalar empati dalam jiwanya.
Rachel berangkat ke Rafah atas prakarsa International Solidarity Movement (ISM). Di wilayah konflik Israel-Palestina yang berbatasan dengan Mesir itu, sang maut menjemputnya.
Sore hari, 16 Maret 2003, iring-iringan tank dan buldoser tentara Israel memenuhi jalanan di Rafah. Mereka bersiap menggusur rumah warga Palestina. Ketika satu buldoser jenis Caterpilar D-9 bergerak menuju sebuah rumah, Rachel menghadangnya seperti seorang polantas menghentikan mobil di jalan. Rachel berteriak ''Stop!'' berulang-ulang akhirnya meregang nyawa setelah digilas rantai baja buldoser.
Goenawan Mohammad dalam pengantarnya dalam buku versi Indonesia itu mengatakan bahwa kematian bukan sesuatu yang harus disesali. Setiap kita yang ''ditinggalkan'' bisa menyerap pelajaran penting dari sebuah kematian. Rachel tidak meninggal dengan kesia-siaan, sebab catatan harian yang ditulisnya sejak duduk di taman kanak-kanak bisa membuat orang lain tahu tentang cara mengembangkan empati, berpihak pada yang lemah dan menegakkan perdamaian lewat jalan tanpa kekerasan.
Rachel sama seperti individu lain di dunia ini. Ketika membaca catatannya, kita bisa meresapi kecemasan, kesedihan, dan kebahagiaan serta mimpi yang kerap mendatanginya dari waktu ke waktu. Si bungsu dari tiga bersaudara itu menuliskan rona hatinya dalam esai dan puisi yang bisa membuat kita tertawa dan murung. Bahkan, sejumlah catatan Rachel di masa kanak-kanak mampu membuat kita terperangah sebab permenungan yang dilakukannya sungguh luar biasa.
Ketika berumur 12 tahun, saat Perang Teluk sedang berkecamuk, ia telah menggumpalkan sebuah kesimpulan yang memukau dalam esai protes bertitel Kepada Tentara. Dia mengatakan, ''Perdamaian dan kerja sama adalah prioritas cita-citaku.''
Rachel juga larut dalam percintaan dengan seorang lelaki bernama Collin. ''Cinta eksklusif'' itu tak membuat Rachel tercerabut dari kenyataan yang melingkupinya sehari-hari. Ia aktif memprotes kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang merugikan alam dan kebijakan diskriminatif yang menghalalkan penyerbuan ke negara lain. Semua protes Rachel ditulis dalam untaian kalimat yang menghentak dan indah. Rachel telah menemukan cita-citanya ketika masih kecil, yakni menjadi penyair.
Ya, Rachel adalah penyair yang menyulih kata-kata dari fakta di sekitar yang membuatnya sedih dan gembira. Ia seolah tak pernah berhenti untuk menajamkan analisanya mengenai interaksi positif antarmanusia melalui kerja-kerja kemanusiaan. Sejak kuliah, ia telah aktif di pusat krisis universitas untuk mendengarkan keluhan hidup teman-temannya dan ia juga menjadi garda terdepan dari organisasi perdamaian yang bermarkas di Olympia. Ia aktif menggalang gerakan tanpa kekerasan sejak jauh-jauh hari sebelum memutuskan berangkat ke Palestina. Sebuah keputusan yang sangat dicemaskan oleh orang tuanya.
Melalui catatannya, Rachel seolah membuktikan bahwa stigma yang melekat pada suatu kelompok masyarakat hanya bisa dihilangkan ketika pembauran terjadi tanpa syarat. Masyarakat dunia yang terkotak-kotak berdasarkan ideologi, agama dan ras gagal mengembangkan empati karena lebih mengedepankan kecurigaan dan ketakutan.
Manusia memiliki kebebasan untuk berhubungan dengan siapa pun di muka bumi. Rachel membuktikan bahwa keterbukaan, pengembangan empati, dan mengedepankan dialog bisa membuat ''proyek perdamaian'' di muka bumi bukanlah mustahil.
Rachel menajamkan empati dan prinsip damai tanpa kekerasan tak hanya lewat bergaul dengan sesama manusia, namun juga melalui buku. Benda inilah yang tampaknya menggiring pemikirannya untuk ikut dalam gerakan pasifis (pencinta kedamaian). Selain itu, kegiatan menulis --entah itu berupa puisi atau esai-- yang dilakoni sejak kecil merupakan ajang untuk merefleksikan kenyataan hidup yang berseliweran di depan matanya.
Buku ini tak hanya menyoal sebuah kematian. Tetapi lebih dari itu, kita bisa belajar bahwa mendidik anak agar mencintai perdamaian ialah pekerjaan mulia bagi kepentingan dunia. Anak-anak yang tumbuh dalam kondisi damai adalah benih yang akan menjadikan dunia sebagai tempat yang nyaman untuk dihuni. Orang tua Rachel telah memperkenalkan perbedaan sejak ia masih kecil, yakni ketika rumah mereka dijadikan home stay bagi siswa yang berasal Jepang dan Rusia dalam progam pertukaran pelajar.
Rachel telah membuktikan bahwa komunikasi merupakan hal penting untuk meluaskan gerakan perdamaian. Selama berada di Palestina, ia kerap mengirimkan email untuk dipublikasikan koran lokal di Olympia. Tulisan-tulisan Rachel turut berkontribusi dalam menggugah kesadaran warga Amerika Serikat agar mendesak pemerintahnya untuk menghentikan perang dan mewujudkan perdamaian di dunia.
Rachel menggunakan kebebasan untuk menebarkan empati, mewujudkan perdamaian dan merekam peristiwa melalui kegiatan menulis --hingga buku ini menjadi warisan darinya untuk warga dunia. Walau akhirnya, ia tak kuasa menghadapi sekelompok manusia yang lebih memilih memanfaatkan kebebasan untuk melakukan aneksasi, membunuh dan merugikan pihak lain. Kematian Rachel kiranya membuktikan bahwa kekerasan tak pernah pantas dijadikan pilihan untuk menyulam perdamaian di muka bumi. (*)
Fenny Aprilia, alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
sumber: jawapos
Label:
bedah buku,
leksika,
toko buku Leksika
Rabu, 05 November 2008
SMART HEART SMART BUSINESS, Talk Show & Diskusi Buku bersama Gema Insani
Narasumber: Reza M.Syarief (Penulis & Entrepreneur)
Hari, Tgl : Jumat, 21 Nov'08
Waktu : Pkl.14.00-16.00 WIB
Tempat : toko buku Leksika Lenteng Agung
Smart Heart, Smart Business, Mengasah Ketajaman Naluri Bisnis
Agar menjadi High Explosive Personality, kata Reza Syarief, seseorang harus memiliki beberapa sumbu: Sumbu yang pertama, Anda harus bersedia menjadi bagian dari breaking the limit club. Yaitu, sekelompok orang-orang yang tidak pernah membuat batasan apa pun saat pertama kali memulai sesuatu. Sumbu yang kedua, adalah Anda siap membuat perubahan-perubahan sekecil apa pun. Tinggalkan zona kenyamanan Anda yang bisa menumpulkan potensi atau membonsai kreativitas anda. Sumbu yang ketiga, anda selalu berusaha menemukan peluang dalam situasi tersulit apa pun. artinya, tidak pernah kehabisan energi dalam menajamkan kepekaan bisnisnya dalam mengendus berbagai keuntungan.
Life Exellent, Menuju Hidup Lebih Baik
Buku ini akan membuka mata pikiran sekaligus menajamkan mata batin anda untuk belajar ‘menyetel’ kemauan manusiawi kita terhadap kehendak Ilahi. Sehingga di penghujung kehidupan kita, kematian bukan sekedar menyisakan tiga kalimat di atas nisan kuburan : nama anu bin anu, lahir tanggal sekian dan wafat tanggal sekian. Melalui goresan penanya ini sang penulis ingin menyakinkan anda bahwa our history lebih bermakna dari our story. Selamat menikmati penerbangan sukses bersama Life Exellent! Dapatkan buku-buku Reza M. Syarief di toko buku Leksika.
•Leksika Lenteng Agung
Jl.Raya Lenteng Agung No.101 (Depan PDIP) Jakarta Selatan
Telp (021) 780 6566 (hunting)
•Leksika Rawamangun
Rawamangun Square Lt.3, Jl. Pegambiran No.55 (Ex Artomoro,
100 meter dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur.
Telp (021) 4786-9277 (hunting)
Hari, Tgl : Jumat, 21 Nov'08
Waktu : Pkl.14.00-16.00 WIB
Tempat : toko buku Leksika Lenteng Agung
Smart Heart, Smart Business, Mengasah Ketajaman Naluri Bisnis
Agar menjadi High Explosive Personality, kata Reza Syarief, seseorang harus memiliki beberapa sumbu: Sumbu yang pertama, Anda harus bersedia menjadi bagian dari breaking the limit club. Yaitu, sekelompok orang-orang yang tidak pernah membuat batasan apa pun saat pertama kali memulai sesuatu. Sumbu yang kedua, adalah Anda siap membuat perubahan-perubahan sekecil apa pun. Tinggalkan zona kenyamanan Anda yang bisa menumpulkan potensi atau membonsai kreativitas anda. Sumbu yang ketiga, anda selalu berusaha menemukan peluang dalam situasi tersulit apa pun. artinya, tidak pernah kehabisan energi dalam menajamkan kepekaan bisnisnya dalam mengendus berbagai keuntungan.
Life Exellent, Menuju Hidup Lebih Baik
Buku ini akan membuka mata pikiran sekaligus menajamkan mata batin anda untuk belajar ‘menyetel’ kemauan manusiawi kita terhadap kehendak Ilahi. Sehingga di penghujung kehidupan kita, kematian bukan sekedar menyisakan tiga kalimat di atas nisan kuburan : nama anu bin anu, lahir tanggal sekian dan wafat tanggal sekian. Melalui goresan penanya ini sang penulis ingin menyakinkan anda bahwa our history lebih bermakna dari our story. Selamat menikmati penerbangan sukses bersama Life Exellent! Dapatkan buku-buku Reza M. Syarief di toko buku Leksika.
•Leksika Lenteng Agung
Jl.Raya Lenteng Agung No.101 (Depan PDIP) Jakarta Selatan
Telp (021) 780 6566 (hunting)
•Leksika Rawamangun
Rawamangun Square Lt.3, Jl. Pegambiran No.55 (Ex Artomoro,
100 meter dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur.
Telp (021) 4786-9277 (hunting)
Festival Band Leksika (Akustik) MUSIK TANPA DISTORSI
29 November 2008, 09.00 AM Till Drop
Setiap Band membawakan satu lagu wajib dan satu lagu bebas. Pendaftaran mulai sekarang sampai tanggal 27 November 2008 pkl. 10.00-19.00 wib di toko buku Leksika Lenteng Agung telp. (021)7806566, Yos(0858-7836-7167), Eka(0856-9535-5565). Technical meeting tgl 28 November 2008. Biaya pendaftaran Rp.50.000 (Diskon 50% untuk 50 pendaftar pertama).
List Lagu Wajib: Bendera (Cokelat), Sempurna (Andra&TheBackBone, Di Antara Kalian (D'Massiv), I Love U Bibeh (Changcuters), Anna Lee (DreamTheatre), Nothing Else Matter (Metallica), Dewi (Alexa), Pandangan Pertama (RAN), Dahulu (TheGroove), I Miss You But I Hate You (Slank), This Love (Maroon5), Restoe Boemi (Dewa19), Naluri Lelaki (Samsons), I Will Fly (Ten2Five), Stand by Me (Oasis), Wonder Woman (Mulan Jameela), Kisah Cintaku (PeterPan), Menanti sebuah Jawaban (Padi), Always Be My Baby (DavidCook), Genit (TipeX), Kejujuran Hati (Kerispatih), Sunday Bllody Sunday (U2)
Leksika Lenteng Agung, Jl.Raya Lenteng Agung (depan PDIP) Jakarta Selatan telp.7806566
Setiap Band membawakan satu lagu wajib dan satu lagu bebas. Pendaftaran mulai sekarang sampai tanggal 27 November 2008 pkl. 10.00-19.00 wib di toko buku Leksika Lenteng Agung telp. (021)7806566, Yos(0858-7836-7167), Eka(0856-9535-5565). Technical meeting tgl 28 November 2008. Biaya pendaftaran Rp.50.000 (Diskon 50% untuk 50 pendaftar pertama).
List Lagu Wajib: Bendera (Cokelat), Sempurna (Andra&TheBackBone, Di Antara Kalian (D'Massiv), I Love U Bibeh (Changcuters), Anna Lee (DreamTheatre), Nothing Else Matter (Metallica), Dewi (Alexa), Pandangan Pertama (RAN), Dahulu (TheGroove), I Miss You But I Hate You (Slank), This Love (Maroon5), Restoe Boemi (Dewa19), Naluri Lelaki (Samsons), I Will Fly (Ten2Five), Stand by Me (Oasis), Wonder Woman (Mulan Jameela), Kisah Cintaku (PeterPan), Menanti sebuah Jawaban (Padi), Always Be My Baby (DavidCook), Genit (TipeX), Kejujuran Hati (Kerispatih), Sunday Bllody Sunday (U2)
Leksika Lenteng Agung, Jl.Raya Lenteng Agung (depan PDIP) Jakarta Selatan telp.7806566
Seputar Indonesia 6 Nov'08: RUSDY GUNAWAN, Melawan Arus One Stop Service
Wednesday, 05 November 2008
JANGAN mengekor orang lain merupakan prinsip Rusdy Gunawan.Tak heran ketika orang ramai-ramai mengaplikasikan one stop service,dia malah sebaliknya.Fokus!
Prinsip tegas yang dipatri kuat Rusdy pun berbuah manis. Meskipun baru seumur jagung, Toko Buku Leksika yang dipimpinnya mampu meraih simpati para penggila buku,anak-anak sekolah,mahasiswa, dan orangtua.
” Sejak berdiri kurang dari enam bulan,kami sudah mendapatkan lebih dari 5.000 member. Tiap hari, terutama akhir pekan jumlah kunjungan terus menunjukkan pertumbuhan signifikan,” kata Direktur Toko Buku Leksika ini. Sebenarnya apa kunci sukses Rusdy meraih simpati masyarakat dalam waktu singkat?
Pria kelahiran Palembang ini mengatakan, pebisnis haruslah fokus pada satu bidang saja. Jangan merambah semua sektor.Nah,di Leksika, hanya dijual buku-buku dan perlengkapan tulis-menulis.
Sementara para kompetitornya menggarap bukan hanya kedua hal itu, tapi ada yang menjual komputer, furnitur kantor, alat olahraga, toko kaset, dan sebagainya. Ini membuat pengelolanya tidak bisa konsentrasi menggarap bidang utamanya, yakni buku. ”
Coba lihat perusahaan modern yang maju sekarang. Mereka fokus pada bidangnya, sementara yang bukan garapannya diserahkan kepada perusahaan lain,” sebutnya. Sementara pada tingkatan konsumen, mereka akan ke toko yang khusus menjual jenis barang yang dicari. Contohnya, jika mencari kaset, maka dia pergi ke toko kaset yang lengkap.
Menurut dia, kalau Leksika menggunakan konsep yang sama,maka sebagai toko buku baru tidak akan banyak dilirik orang.Alasannya,Rusdy menyebutkan,buat apa datang ke Leksika bila sama saja dengan tempat yang lama. Dengan fokus, maka jumlah buku yang ditampung akan semakin lengkap karena space-nya tidak tersita untuk barang dagangan lainnya.
Desain yang dicetus Rusdy bersama teman-temannya di Leksika memang sangat berbeda dengan toko buku yang lain.Bahkan,dengan toko buku yang sudah sangat mapan. Memang toko buku ini sebagian besar menjual buku dan alat tulis, tapi tidak semua space dipakai untuk berjualan.
Leksika menyediakan fasilitas free Wi-Fi untuk pengunjungnya berinternet ria. Bagi pengunjung yang tidak membawa notebook, juga disediakan empat unit komputer di lantai kuning (lantai 4). Di lantai jingga (lantai 3), tersedia area bermain anakanak. Area tersebut dilengkapi dengan meja dan kursi untuk anak-anak. Dengan demikian, buah hati Anda dapat bermain, membaca buku, atau mewarnai.
Di samping itu,untuk menemani pengunjung bersantai di area toko buku dihadirkan Leksikafe lantai yang sama. Ayah dua putri ini menuturkan, Leksika juga mengusung konsep toko buku go green.Aplikasinya bisa dilihat dengan banyaknya pepohonan di sudut ruangan.Toko buku milik Penerbit Salemba Empat memang serius menggarap isu lingkungan tersebut.” Go green memang belum 100% terlaksana,tapi kami mengarah ke sana.
Misalnya menanam tanaman asli, mengurangi penggunaan tas plastik dengan memberikan tas cantik setiap pembelian seharga Rap250.000,”ujarnya. Di samping itu, toko-tokonya menggunakan banyak kaca. Ini dimaksudkan untuk mengurangi pemakaian energi listrik pada siang hari.” Toko di Lenteng Agung kalau pagi, siang hari sedikit pakai lampu. Untuk di Rawamangun memang tidak terlalu banyak kaca karena kami berada di bangunan mal,”katanya.
Rusdy mengungkapkan, konsep Leksika seperti apa hanya butuh waktu sekitar tiga bulan. Pada April tahun ini bergabung dengan Leksika, Juli toko pertama sudah hadir di tengah-tengah masyarakat. Apalagi yang berbeda dari konsep Rusdy? Perhatikan seragam yang dikenakan pegawainya. Semuanya fungky.
” Manajemen membebaskan karyawan mengenakan celana jeans. Hanya kemejanya yang seragam,” ucap jebolan Magister Management Universitas Udayana ini. Selain itu,dia juga mempersilakan bawahannya mencat rambut, memanjangkan kuku, dan berbagai tren mode lainnya.
Tujuannya cuma satu, yakni bagaimana membuat pengunjung merasa nyaman datang, membaca, dan membeli produk-produk yang disediakan Leksika.Tentunya pemandangan itu belum bisa masyarakat temukan di toko buku lainnya. Satu hal yang menarik dari Leksika adalah sistem komisi yang diberlakukan kepada para pemasok buku dan perlengkapan tulis menulis.
” Kami mempersilakan semua penerbit untuk memasok buku-bukunya ke sini.Tidak ada biaya untuk space, per judul, per buku,atau istilahnya listing fee,” katanya sambil mengajak penerbit lain untuk bergabung. Kelebihan Leksika, mereka juga tidak memakai pihak ketiga, tapi menanganinya langsung. Sementara yang lain, pakai pihak ketiga,istilahnya counter.
Tak heran, ratusan penerbit berlomba-lomba meletakkan buku-bukunya di rak Leksika. Saat buka, ada sekitar 136 pemasok mempercayakan bukunya di sana.Adapun sekarang sudah meningkat menjadi lebih dari 200 penerbit.
Kesuksesan Rusdy memimpin juga bisa dilihat dari keberanian investor mempercayakan dia untuk mengelola satu toko buku lainnya hanya dalam waktu dua bulan sejak Leksika terbangun di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Menanamkan Benih Cinta Buku
SEBELUM menjabat sebagai direktur seperti sekarang, Rusdy Gunawan mengawali kariernya sebagai supervisor di Toko Buku Gramedia pada 1995. Sebelumnya, dia pernah sebentar mencicipi industri farmasi.
Ketertarikan Rusdy bekerja di Gramedia saat itu dikarenakan hobinya yang senang melahap berbagai macam jenis buku. Meskipun sebenarnya hobi itu baru mengental saat dia duduk di bangku kuliah. Meniti karier dari bawah, tekun, dan hobi membaca membuat posisinya terus melonjak.
Pada 2003, perusahaan mempercayakan Rusdy untuk mengelola toko buku di Kuta, Bali, sebagai store manager. Tiga tahun kemudian, dipercaya untuk memajukan toko buku di Denpasar, Bali. ” Setahun kemudian dipanggil ke Jakarta menangani toko buku yang ada di Kelapa Gading,” kenangnya.
Melihat kemampuannya,Rusdy pun digaet penerbit Salemba Empat mengurus toko buku baru bernama Leksika. Tak banyak investor yang mempunyai jiwa idealis. Inilah yang membuat Rusdy berani melepas posisi mapannya sebagai store manager.
”Jarang investor yang mau menanamkan uangnya di bidang yang mencerdaskan bangsa dengan menyebarkan ilmu pengetahuan,menyemaikan minat bangsa,dan peduli terhadap pendidikan. Sekaligus mencari peruntungan baru,”kata Rusdy.
Rusdy menganalisa, kesuksesannya sekarang ditopang oleh hobi dia membaca beragam buku. Karena itu, suami Trisianti ini ingin menanamkan benih kecintaan terhadap buku kepada dua buah hatinya.” Saya ajak mereka ke toko buku setidaknya dua minggu sekali di akhir pekan,satu-dua jam lamanya.Mereka dibebaskan membaca dan membeli buku,”ceritanya.
Menurut dia, menumbuhkan minat baca pada anak sejatinya tidaklah sulit.Tinggal bagaimana orangtua secara bijaksana dapat membiasakan buah hatinya untuk membaca. Rusdy menyarankan kepada para orangtua tidak langsung memaksakan putra-putrinya untuk membaca bukubuku berat.Buku pelajaran contohnya.
” Sebaiknya kita sebagai orangtua membebaskan anak untuk membaca apa saja. Baik itu buku komik, dongeng atau lainnya. Nah, bila dia sudah tertarik dan biasa membaca, maka buku pelajaran yang bisa dikategorikan bacaan berat perlahan pasti akan dilahapnya juga.Pasalnya,mereka sudah terbiasa membaca,” paparnya.
Dia menambahkan, minat baca akan semakin mudah ditumbuhkan jika si anak masih di bawah lima tahun. (m iqbal)
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/184031/36/
JANGAN mengekor orang lain merupakan prinsip Rusdy Gunawan.Tak heran ketika orang ramai-ramai mengaplikasikan one stop service,dia malah sebaliknya.Fokus!
Prinsip tegas yang dipatri kuat Rusdy pun berbuah manis. Meskipun baru seumur jagung, Toko Buku Leksika yang dipimpinnya mampu meraih simpati para penggila buku,anak-anak sekolah,mahasiswa, dan orangtua.
” Sejak berdiri kurang dari enam bulan,kami sudah mendapatkan lebih dari 5.000 member. Tiap hari, terutama akhir pekan jumlah kunjungan terus menunjukkan pertumbuhan signifikan,” kata Direktur Toko Buku Leksika ini. Sebenarnya apa kunci sukses Rusdy meraih simpati masyarakat dalam waktu singkat?
Pria kelahiran Palembang ini mengatakan, pebisnis haruslah fokus pada satu bidang saja. Jangan merambah semua sektor.Nah,di Leksika, hanya dijual buku-buku dan perlengkapan tulis-menulis.
Sementara para kompetitornya menggarap bukan hanya kedua hal itu, tapi ada yang menjual komputer, furnitur kantor, alat olahraga, toko kaset, dan sebagainya. Ini membuat pengelolanya tidak bisa konsentrasi menggarap bidang utamanya, yakni buku. ”
Coba lihat perusahaan modern yang maju sekarang. Mereka fokus pada bidangnya, sementara yang bukan garapannya diserahkan kepada perusahaan lain,” sebutnya. Sementara pada tingkatan konsumen, mereka akan ke toko yang khusus menjual jenis barang yang dicari. Contohnya, jika mencari kaset, maka dia pergi ke toko kaset yang lengkap.
Menurut dia, kalau Leksika menggunakan konsep yang sama,maka sebagai toko buku baru tidak akan banyak dilirik orang.Alasannya,Rusdy menyebutkan,buat apa datang ke Leksika bila sama saja dengan tempat yang lama. Dengan fokus, maka jumlah buku yang ditampung akan semakin lengkap karena space-nya tidak tersita untuk barang dagangan lainnya.
Desain yang dicetus Rusdy bersama teman-temannya di Leksika memang sangat berbeda dengan toko buku yang lain.Bahkan,dengan toko buku yang sudah sangat mapan. Memang toko buku ini sebagian besar menjual buku dan alat tulis, tapi tidak semua space dipakai untuk berjualan.
Leksika menyediakan fasilitas free Wi-Fi untuk pengunjungnya berinternet ria. Bagi pengunjung yang tidak membawa notebook, juga disediakan empat unit komputer di lantai kuning (lantai 4). Di lantai jingga (lantai 3), tersedia area bermain anakanak. Area tersebut dilengkapi dengan meja dan kursi untuk anak-anak. Dengan demikian, buah hati Anda dapat bermain, membaca buku, atau mewarnai.
Di samping itu,untuk menemani pengunjung bersantai di area toko buku dihadirkan Leksikafe lantai yang sama. Ayah dua putri ini menuturkan, Leksika juga mengusung konsep toko buku go green.Aplikasinya bisa dilihat dengan banyaknya pepohonan di sudut ruangan.Toko buku milik Penerbit Salemba Empat memang serius menggarap isu lingkungan tersebut.” Go green memang belum 100% terlaksana,tapi kami mengarah ke sana.
Misalnya menanam tanaman asli, mengurangi penggunaan tas plastik dengan memberikan tas cantik setiap pembelian seharga Rap250.000,”ujarnya. Di samping itu, toko-tokonya menggunakan banyak kaca. Ini dimaksudkan untuk mengurangi pemakaian energi listrik pada siang hari.” Toko di Lenteng Agung kalau pagi, siang hari sedikit pakai lampu. Untuk di Rawamangun memang tidak terlalu banyak kaca karena kami berada di bangunan mal,”katanya.
Rusdy mengungkapkan, konsep Leksika seperti apa hanya butuh waktu sekitar tiga bulan. Pada April tahun ini bergabung dengan Leksika, Juli toko pertama sudah hadir di tengah-tengah masyarakat. Apalagi yang berbeda dari konsep Rusdy? Perhatikan seragam yang dikenakan pegawainya. Semuanya fungky.
” Manajemen membebaskan karyawan mengenakan celana jeans. Hanya kemejanya yang seragam,” ucap jebolan Magister Management Universitas Udayana ini. Selain itu,dia juga mempersilakan bawahannya mencat rambut, memanjangkan kuku, dan berbagai tren mode lainnya.
Tujuannya cuma satu, yakni bagaimana membuat pengunjung merasa nyaman datang, membaca, dan membeli produk-produk yang disediakan Leksika.Tentunya pemandangan itu belum bisa masyarakat temukan di toko buku lainnya. Satu hal yang menarik dari Leksika adalah sistem komisi yang diberlakukan kepada para pemasok buku dan perlengkapan tulis menulis.
” Kami mempersilakan semua penerbit untuk memasok buku-bukunya ke sini.Tidak ada biaya untuk space, per judul, per buku,atau istilahnya listing fee,” katanya sambil mengajak penerbit lain untuk bergabung. Kelebihan Leksika, mereka juga tidak memakai pihak ketiga, tapi menanganinya langsung. Sementara yang lain, pakai pihak ketiga,istilahnya counter.
Tak heran, ratusan penerbit berlomba-lomba meletakkan buku-bukunya di rak Leksika. Saat buka, ada sekitar 136 pemasok mempercayakan bukunya di sana.Adapun sekarang sudah meningkat menjadi lebih dari 200 penerbit.
Kesuksesan Rusdy memimpin juga bisa dilihat dari keberanian investor mempercayakan dia untuk mengelola satu toko buku lainnya hanya dalam waktu dua bulan sejak Leksika terbangun di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Menanamkan Benih Cinta Buku
SEBELUM menjabat sebagai direktur seperti sekarang, Rusdy Gunawan mengawali kariernya sebagai supervisor di Toko Buku Gramedia pada 1995. Sebelumnya, dia pernah sebentar mencicipi industri farmasi.
Ketertarikan Rusdy bekerja di Gramedia saat itu dikarenakan hobinya yang senang melahap berbagai macam jenis buku. Meskipun sebenarnya hobi itu baru mengental saat dia duduk di bangku kuliah. Meniti karier dari bawah, tekun, dan hobi membaca membuat posisinya terus melonjak.
Pada 2003, perusahaan mempercayakan Rusdy untuk mengelola toko buku di Kuta, Bali, sebagai store manager. Tiga tahun kemudian, dipercaya untuk memajukan toko buku di Denpasar, Bali. ” Setahun kemudian dipanggil ke Jakarta menangani toko buku yang ada di Kelapa Gading,” kenangnya.
Melihat kemampuannya,Rusdy pun digaet penerbit Salemba Empat mengurus toko buku baru bernama Leksika. Tak banyak investor yang mempunyai jiwa idealis. Inilah yang membuat Rusdy berani melepas posisi mapannya sebagai store manager.
”Jarang investor yang mau menanamkan uangnya di bidang yang mencerdaskan bangsa dengan menyebarkan ilmu pengetahuan,menyemaikan minat bangsa,dan peduli terhadap pendidikan. Sekaligus mencari peruntungan baru,”kata Rusdy.
Rusdy menganalisa, kesuksesannya sekarang ditopang oleh hobi dia membaca beragam buku. Karena itu, suami Trisianti ini ingin menanamkan benih kecintaan terhadap buku kepada dua buah hatinya.” Saya ajak mereka ke toko buku setidaknya dua minggu sekali di akhir pekan,satu-dua jam lamanya.Mereka dibebaskan membaca dan membeli buku,”ceritanya.
Menurut dia, menumbuhkan minat baca pada anak sejatinya tidaklah sulit.Tinggal bagaimana orangtua secara bijaksana dapat membiasakan buah hatinya untuk membaca. Rusdy menyarankan kepada para orangtua tidak langsung memaksakan putra-putrinya untuk membaca bukubuku berat.Buku pelajaran contohnya.
” Sebaiknya kita sebagai orangtua membebaskan anak untuk membaca apa saja. Baik itu buku komik, dongeng atau lainnya. Nah, bila dia sudah tertarik dan biasa membaca, maka buku pelajaran yang bisa dikategorikan bacaan berat perlahan pasti akan dilahapnya juga.Pasalnya,mereka sudah terbiasa membaca,” paparnya.
Dia menambahkan, minat baca akan semakin mudah ditumbuhkan jika si anak masih di bawah lima tahun. (m iqbal)
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/184031/36/
Tukarkan Buku Bekas Anda ! Buku Bekas Anda Kami Hargai Rp.20ribu
Program Tukarkan buku bekas anda ini berlaku di toko buku Leksika tanggal 8-16 Nov'08. Semua buku bekas yang diterima akan disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan, antara lain yang membina anak-anak pemulung dan anak-anak jalanan.
Sekolah Kami
Jl. Bintara Jaya Gang Masjid IV RT 003/RT 09
Kelurahan Bintara Jaya, Bekasi Barat
Panti Asuhan An Ni`mah :
Jl. Hasan No. 27 RT 003/RW 04 Kelaurahan Penggilingan
Kecamatan Cakung Jakarta Timur
Jadi secara tidak langsung Anda pun telah beramal. Oh ya, setiap buku bekas dihargai Rp.20ribu, berupa dua lembar voucher Rp.10ribu. Setiap voucher hanya dapat digunakan untuk pembelian semua jenis buku min.Rp.50ribu, berlaku kelipatan. Jadi, bila ada buku-buku apa pun yang sudah tidak dipakai lagi (kecuali majalah) segera tukarkan. Buku bekas dihargai Rp.20ribu, sekaligus Beramal. Tunggu apa lagi? Segera ke toko buku Leksika!
•Leksika Lenteng Agung
Jl.Raya Lenteng Agung No.101 (Depan PDIP) Jakarta Selatan
Telp (021) 780 6566 (hunting)
•Leksika Rawamangun
Rawamangun Square Lt.3, Jl. Pegambiran No.55 (Ex Artomoro,
100 meter dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur.
Telp (021) 4786-9277 (hunting)
Sekolah Kami
Jl. Bintara Jaya Gang Masjid IV RT 003/RT 09
Kelurahan Bintara Jaya, Bekasi Barat
Panti Asuhan An Ni`mah :
Jl. Hasan No. 27 RT 003/RW 04 Kelaurahan Penggilingan
Kecamatan Cakung Jakarta Timur
Jadi secara tidak langsung Anda pun telah beramal. Oh ya, setiap buku bekas dihargai Rp.20ribu, berupa dua lembar voucher Rp.10ribu. Setiap voucher hanya dapat digunakan untuk pembelian semua jenis buku min.Rp.50ribu, berlaku kelipatan. Jadi, bila ada buku-buku apa pun yang sudah tidak dipakai lagi (kecuali majalah) segera tukarkan. Buku bekas dihargai Rp.20ribu, sekaligus Beramal. Tunggu apa lagi? Segera ke toko buku Leksika!
•Leksika Lenteng Agung
Jl.Raya Lenteng Agung No.101 (Depan PDIP) Jakarta Selatan
Telp (021) 780 6566 (hunting)
•Leksika Rawamangun
Rawamangun Square Lt.3, Jl. Pegambiran No.55 (Ex Artomoro,
100 meter dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur.
Telp (021) 4786-9277 (hunting)
Senin, 03 November 2008
Siapakah yang Layak Jadi Presiden AS?
Monday, 03 November 2008
HIRUK-PIKUK pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) selama sekitar satu setengah tahun akhirnya sampai pada ujungnya. Pada 4 November seluruh rakyat Negeri Paman Sam akan memberikan suaranya untuk memilih Presiden AS ke-44.
Melalui pemilu ini, rakyat negeri adi daya ini akan menentukan arah masa depan yang lebih baik. Entah kepada siapa tanggung jawab berat itu akan diberikan, apakah kepada kandidat presiden dari Partai Demokrat Barack Obama atau pada calon presiden dari Partai Republik John Mc- Cain. Memang, berdasarkan sejumlah polling yang dilakukan berbagai lembaga di AS, Obama diunggulkan memenangi persaingan meraih takhta kursi kepresidenan.
Bahkan,pada awal November, berbagai polling mengatakan bahwa Obama berpeluang besar menjadi presiden AS berikutnya karena mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat dari seluruh negara bagian.Termasuk di beberapa kantong suara kubu Republik, seperti di Virginia dan Florida.Artinya, Senator Illinois berusia 45 tahun itu mulai mampu menggalang suara dari kalangan Obamacan, sebutan bagi pengikut Partai Republik yang mendukung Obama.
Besarnya dukungan kepada ”anak Menteng”ini menunjukkan bahwa rakyat AS sangat menginginkan sebuah perubahan.Perubahan itu disandarkan pada Obama yang menjadi harapan untuk menuju AS yang lebih baik. Hal itu tak lepas dari berbagai janji yang selaras dengan cita-cita seluruh rakyat AS, misalnya segera mengakhiri perang di Irak, memperbaiki kebijakan di Timur Tengah, meningkatkan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan perekonomian rakyat.
Singkat kata,Obama menjadi sosok yang populer di mata rakyat AS karena secara tegas menunjukkan sikap menentang kebijakan Presiden George Bush yang dianggap salah menerapkan kebijakan soal isu di dalam negeri dan langkah politik luar negeri. Namun, langkah Obama menuju Gedung Putih tidak selalu berjalan mulus karena dia kerap diterpa berbagai isu tak sedap.
Di antaranya, tentang tudingan dirinya adalah seorang muslim karena berayahkan warga Kenya yang beragama Islam dan tinggal di Indonesia selama empat tahun bersama ayah tirinya yang juga beragam Islam. Ayah dua anak ini pun dituduh kurang memiliki sikap patriotisme dan mentah pengalaman dalam dunia politik. Berbagai tuduhan miring itu digunakan lawan politiknya, seperti McCain untuk menjadi amunisi yang menghancurkan pamor Obama.
Namun, suami dari Michelle Obama ini mampu meredamnya dengan melakukan berbagai manuver yang apik sekaligus kontroversial. Misalnya, dengan menyatakan dirinya sebagai seorang kristiani tulen, siap menghadapi aksi terorisme di dunia, dan mendukung Israel. Obama menunjukkan kepiawaiannya mengelola berbagai isu yang menyerangnya menjadi kekuatan untuk memperkokoh posisinya.
Jebolan Harvard University mampu menempatkan diri sebagai politisi garis tengah yang merangkul semua kalangan. Itu karena dia menyadari bahwa bangsa Amerika terdiri atas berbagai etnis,warna kulit,dan agama. Seperti dalam dirinya mengalir darah perpaduan dari keturunan Afro-Amerika dan kulit putih dari Ibunya—Shiley Ann Dunham—keturunan Suku Cherokee dari Wichita, Kansas.
Jadilah Obama kandidat multikultur yang diharapkan mampu menyatukan seluruh rakyat AS, bukan sekadar calon presiden dari kulit hitam. Bahkan, pengalamannya tinggal di Indonesia, memiliki keluarga dari berbagai bangsa, dan mengenal berbagai agama, diharapkan mampu mengubah pandangan AS dalam berinteraksi dengan dunia internasional.
Untuk mengenal sosok Obama dan pandangan politiknya, dikupas secara baik dalam buku Obama,Tentang Israel, Islam,dan Amerika karya Taufik Rahman dkk yang diterbitkan Penerbit Hikmah. Sementara itu,tentang kehidupan pribadi dan kiprah John McCain sebenarnya, dikupas dalam buku The Real McCain karya Cliff Schecter. Kedua buku ini bisa diperoleh di toko buku Leksika,untuk melengkapi pengetahuan tentang dua sosok kandidat Presiden AS.
Dalam buku The Real McCain yang diterbitkan Zahra Publishing House terungkap bahwa sosok John McCain tak bisa dianggap sebelah mata karena dia merupakan saingan berat bagi Obama untuk menjadi Presiden AS.
Senator Arizona dari Partai Republik ini jika ditinjau dari kiprahnya berkarier selama delapan tahun menjadi senator, dia menyebut, merupakan politisi yang berpengalaman. Apalagi suami dari Cindy McCain ini dikenal sebagai sosok pahlawan karena ikut bertempur dalam Perang Vietnam sebagai penerbang Angkatan Laut dan pernah menjadi tahanan perang selama lima setengah tahun di penjara yang brutal di Hanoi.
Garis keturunannya sangat jelas dan tak diragukan lagi patriotismenya untuk melindungi Amerika.Kakeknya, John Sidney McCain I (John I) dan ayahnya John II merupakan Laksamana yang memiliki reputasi di Angkatan Laut AS.
Mampukah McCain mengubah keyakinan rakyat AS— yang dalam polling selalu mendukung Obama—untuk mengubah pendiriannya di bilik suara untuk mendukungnya? Ataukah rakyat AS lebih percaya pada Obama yang merupakan kandidat multikultur untuk membawa perubahan yang lebih baik? (wasis wibowo)
Sumber: Koran Sindo, Selasa 4 November 2008 http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/183405/36/
HIRUK-PIKUK pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) selama sekitar satu setengah tahun akhirnya sampai pada ujungnya. Pada 4 November seluruh rakyat Negeri Paman Sam akan memberikan suaranya untuk memilih Presiden AS ke-44.
Melalui pemilu ini, rakyat negeri adi daya ini akan menentukan arah masa depan yang lebih baik. Entah kepada siapa tanggung jawab berat itu akan diberikan, apakah kepada kandidat presiden dari Partai Demokrat Barack Obama atau pada calon presiden dari Partai Republik John Mc- Cain. Memang, berdasarkan sejumlah polling yang dilakukan berbagai lembaga di AS, Obama diunggulkan memenangi persaingan meraih takhta kursi kepresidenan.
Bahkan,pada awal November, berbagai polling mengatakan bahwa Obama berpeluang besar menjadi presiden AS berikutnya karena mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat dari seluruh negara bagian.Termasuk di beberapa kantong suara kubu Republik, seperti di Virginia dan Florida.Artinya, Senator Illinois berusia 45 tahun itu mulai mampu menggalang suara dari kalangan Obamacan, sebutan bagi pengikut Partai Republik yang mendukung Obama.
Besarnya dukungan kepada ”anak Menteng”ini menunjukkan bahwa rakyat AS sangat menginginkan sebuah perubahan.Perubahan itu disandarkan pada Obama yang menjadi harapan untuk menuju AS yang lebih baik. Hal itu tak lepas dari berbagai janji yang selaras dengan cita-cita seluruh rakyat AS, misalnya segera mengakhiri perang di Irak, memperbaiki kebijakan di Timur Tengah, meningkatkan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan perekonomian rakyat.
Singkat kata,Obama menjadi sosok yang populer di mata rakyat AS karena secara tegas menunjukkan sikap menentang kebijakan Presiden George Bush yang dianggap salah menerapkan kebijakan soal isu di dalam negeri dan langkah politik luar negeri. Namun, langkah Obama menuju Gedung Putih tidak selalu berjalan mulus karena dia kerap diterpa berbagai isu tak sedap.
Di antaranya, tentang tudingan dirinya adalah seorang muslim karena berayahkan warga Kenya yang beragama Islam dan tinggal di Indonesia selama empat tahun bersama ayah tirinya yang juga beragam Islam. Ayah dua anak ini pun dituduh kurang memiliki sikap patriotisme dan mentah pengalaman dalam dunia politik. Berbagai tuduhan miring itu digunakan lawan politiknya, seperti McCain untuk menjadi amunisi yang menghancurkan pamor Obama.
Namun, suami dari Michelle Obama ini mampu meredamnya dengan melakukan berbagai manuver yang apik sekaligus kontroversial. Misalnya, dengan menyatakan dirinya sebagai seorang kristiani tulen, siap menghadapi aksi terorisme di dunia, dan mendukung Israel. Obama menunjukkan kepiawaiannya mengelola berbagai isu yang menyerangnya menjadi kekuatan untuk memperkokoh posisinya.
Jebolan Harvard University mampu menempatkan diri sebagai politisi garis tengah yang merangkul semua kalangan. Itu karena dia menyadari bahwa bangsa Amerika terdiri atas berbagai etnis,warna kulit,dan agama. Seperti dalam dirinya mengalir darah perpaduan dari keturunan Afro-Amerika dan kulit putih dari Ibunya—Shiley Ann Dunham—keturunan Suku Cherokee dari Wichita, Kansas.
Jadilah Obama kandidat multikultur yang diharapkan mampu menyatukan seluruh rakyat AS, bukan sekadar calon presiden dari kulit hitam. Bahkan, pengalamannya tinggal di Indonesia, memiliki keluarga dari berbagai bangsa, dan mengenal berbagai agama, diharapkan mampu mengubah pandangan AS dalam berinteraksi dengan dunia internasional.
Untuk mengenal sosok Obama dan pandangan politiknya, dikupas secara baik dalam buku Obama,Tentang Israel, Islam,dan Amerika karya Taufik Rahman dkk yang diterbitkan Penerbit Hikmah. Sementara itu,tentang kehidupan pribadi dan kiprah John McCain sebenarnya, dikupas dalam buku The Real McCain karya Cliff Schecter. Kedua buku ini bisa diperoleh di toko buku Leksika,untuk melengkapi pengetahuan tentang dua sosok kandidat Presiden AS.
Dalam buku The Real McCain yang diterbitkan Zahra Publishing House terungkap bahwa sosok John McCain tak bisa dianggap sebelah mata karena dia merupakan saingan berat bagi Obama untuk menjadi Presiden AS.
Senator Arizona dari Partai Republik ini jika ditinjau dari kiprahnya berkarier selama delapan tahun menjadi senator, dia menyebut, merupakan politisi yang berpengalaman. Apalagi suami dari Cindy McCain ini dikenal sebagai sosok pahlawan karena ikut bertempur dalam Perang Vietnam sebagai penerbang Angkatan Laut dan pernah menjadi tahanan perang selama lima setengah tahun di penjara yang brutal di Hanoi.
Garis keturunannya sangat jelas dan tak diragukan lagi patriotismenya untuk melindungi Amerika.Kakeknya, John Sidney McCain I (John I) dan ayahnya John II merupakan Laksamana yang memiliki reputasi di Angkatan Laut AS.
Mampukah McCain mengubah keyakinan rakyat AS— yang dalam polling selalu mendukung Obama—untuk mengubah pendiriannya di bilik suara untuk mendukungnya? Ataukah rakyat AS lebih percaya pada Obama yang merupakan kandidat multikultur untuk membawa perubahan yang lebih baik? (wasis wibowo)
Sumber: Koran Sindo, Selasa 4 November 2008 http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/183405/36/
Kunjungan TK Bintang Kids Indonesia di Leksika
Ramai! Seru! Ceria! Itulah suasana kunjungan anak-anak TK Bintang Kids Indonesia di toko buku Leksika, Sabtu 1 November 2008. Acara diisi dengan berbagai kegiatan, seperti bernyanyi diiringi organ tunggal, Story Telling oleh Bunda Windu, hiburan Badut serta mengunjungi toko buku dan area bermain anak. Asyik, di Leksika ada tempat bermainnya, ujar anak-anak girang. Sering-sering ke Leksika ya adik-adik, bisa belajar sambil bermain.
Minggu, 02 November 2008
SHOMAT (SHOpping heMAT) DISKON 10% ALL ITEMS, 10%+5% untuk member Leksika tiap hari Senin di toko buku Leksika
•Leksika Lenteng Agung
Jl.Raya Lenteng Agung No.101 (Depan PDIP) Jakarta Selatan
Telp (021) 780 6566 (hunting)
•Leksika Rawamangun
Rawamangun Square Lt.3, Jl. Pegambiran No.55 (Ex Artomoro,
100 meter dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur.
Telp (021) 4786-9277 (hunting)
Fatamorgana Kehidupan Manusia
Sunday, 02 November 2008
SETELAH meluncurkan buku antologi cerita pendek (cerpen) pertama yang berjudul Pulang pada 2006,Happy Salma kembali menunjukkan produktivitasnya dalam menulis.
Artis yang masuk dalam nominasi Khatulistiwa Literary Award 2007, sekarang meluncurkan kembali buku kumpulan cerpennya yang kedua berjudul Telaga Fatamorgana. Dalam dua belas cerita pendek yang dimuat dalam buku yang diterbitkan oleh Penerbit Koekoesan ini, Happy Salma memotret berbagai kisah manusia yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Semua ditulis dengan cara yang sederhana dan sudut pandang seorang perempuan yang dikenal sebagai makhluk dengan perasaan begitu halus. Bisa sebagai seorang ibu yang berusaha melindungi anak-anaknya, seorang istri yang setia kepada suaminya, atau seorang anak yang manja kepada kedua orangtuanya. Ada juga seorang kakak yang berusaha mengemong adiknya, maupun seorang gadis pemimpi yang juga naif.
Ketika menghadapi kesulitan dan rintangan,dihadapi dengan tabah meski berderai air mata.Menjalani kerasnya kehidupan dengan kepiluan. Menatap masa dengan fantasi indah yang melenakan sekaligus mistis. Dari sini,pembaca bisa mendapatkan berbagai kisah yang terjadi dalam keseharian bak fatamorgana. Beberapa kisah yang tak masuk, seakan menjadi begitu nyata.
Meski seakan terkesan agak melompat-lompat, dengan kesederhanaan penuturan berbagai kisah dalam buku ini membuat mudah dipahami. Bahkan,gaya bahasa yang membumi memudahkan merasakan adanya kejutan yang hadir dalam setiap cerita. Semuanya dituturkan dengan lurus, apa adanya, dan sederhana. Buku kumpulan cerpen kedua Happy Salma setebal 110 halaman ini bisa didapatkan di toko buku Leksika sekaligus untuk melengkapi cerpen pertama milik artis asal Sukabumi ini.
Dari buku ini,pembaca bisa memahami berbagai realitas kehidupan yang pahit tanpa harus mengernyitkan dahi, sekaligus menjadi bacaan yang menghibur. Buku ini lebih menarik dengan dilengkapi ilustrasi yang pas sesuai dengan tema setiap cerita yang dimuat. Ilustrasi ini mempermudah pembaca membayangkan keadaan tokoh yang menjadi sosok utama dalam cerita tersebut. (wasis wibowo)
Sumber: Koran Sindo, Senin 3 November 2008
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/183122/36/
SETELAH meluncurkan buku antologi cerita pendek (cerpen) pertama yang berjudul Pulang pada 2006,Happy Salma kembali menunjukkan produktivitasnya dalam menulis.
Artis yang masuk dalam nominasi Khatulistiwa Literary Award 2007, sekarang meluncurkan kembali buku kumpulan cerpennya yang kedua berjudul Telaga Fatamorgana. Dalam dua belas cerita pendek yang dimuat dalam buku yang diterbitkan oleh Penerbit Koekoesan ini, Happy Salma memotret berbagai kisah manusia yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Semua ditulis dengan cara yang sederhana dan sudut pandang seorang perempuan yang dikenal sebagai makhluk dengan perasaan begitu halus. Bisa sebagai seorang ibu yang berusaha melindungi anak-anaknya, seorang istri yang setia kepada suaminya, atau seorang anak yang manja kepada kedua orangtuanya. Ada juga seorang kakak yang berusaha mengemong adiknya, maupun seorang gadis pemimpi yang juga naif.
Ketika menghadapi kesulitan dan rintangan,dihadapi dengan tabah meski berderai air mata.Menjalani kerasnya kehidupan dengan kepiluan. Menatap masa dengan fantasi indah yang melenakan sekaligus mistis. Dari sini,pembaca bisa mendapatkan berbagai kisah yang terjadi dalam keseharian bak fatamorgana. Beberapa kisah yang tak masuk, seakan menjadi begitu nyata.
Meski seakan terkesan agak melompat-lompat, dengan kesederhanaan penuturan berbagai kisah dalam buku ini membuat mudah dipahami. Bahkan,gaya bahasa yang membumi memudahkan merasakan adanya kejutan yang hadir dalam setiap cerita. Semuanya dituturkan dengan lurus, apa adanya, dan sederhana. Buku kumpulan cerpen kedua Happy Salma setebal 110 halaman ini bisa didapatkan di toko buku Leksika sekaligus untuk melengkapi cerpen pertama milik artis asal Sukabumi ini.
Dari buku ini,pembaca bisa memahami berbagai realitas kehidupan yang pahit tanpa harus mengernyitkan dahi, sekaligus menjadi bacaan yang menghibur. Buku ini lebih menarik dengan dilengkapi ilustrasi yang pas sesuai dengan tema setiap cerita yang dimuat. Ilustrasi ini mempermudah pembaca membayangkan keadaan tokoh yang menjadi sosok utama dalam cerita tersebut. (wasis wibowo)
Sumber: Koran Sindo, Senin 3 November 2008
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/183122/36/
8 Langkah Ajaib Menuju Langit – Rahasia Dahsyat Meraih Impian
Talk Show & Jumpa Victor Asih
Hari/Tanggal: Sabtu, 31 Januari 2009
Waktu : Pk. 16.00-18.00 WIB
Tempat : Leksika Rawamangun Square Lt.3, Jl.Pegambiran no.55 (Giant Rawamangun, ex Artomoro, 100m dari terminal)
Penulis: Victor Asih
Penerbit: Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008
harga unik Rp. 38.888,-
Buku 8 Langkah Ajaib Menuju Langit ini berisi 8 langkah panduan praktis yang dapat menuntun kita menuju ‘langit kesuksesan’, di mana kita dapat menggapai impian kita yang sudah digantung setinggi langit, dan menciptakan “surga kecil” dalam kehidupan di dunia saat ini.. Victor Asih, penulis buku ini mencoba untuk membagikan beberapa tip menarik untuk mengatasi berbagai keterpurukan yang membuat banyak orang kehilangan semangat hidup dan pesimis memandang masa depannya.Buku ini memberi inspirasi, motivasi, dan mengajarkan langkah-langkah praktis untuk mewujudkan impian dengan mengambil pengalaman dari kisah-kisah nyata yang dialami penulis dalam kehidupannya. Buku 8 Langkah Ajaib ini unik dengan angka serba ‘8’ dijual dengan harga unik Rp. 38.888,- Buku dengan backcover 8 endorser dari berbagai kalangan profesi ini terdiri dari 8 bab dan 188 halaman isi dan dicetak limited edition 8.888 exemplar oleh Penerbit Andi.
Dapatkan buku 8 Langkah Ajaib Menuju ke Langit – Rahasia Dahsyat Meraih Impian di toko buku Leksika, atau telp Layanan PESAN ANTAR.
>> Leksika Lenteng Agung telp.(021) 780-6566
>> Leksika Rawamangun telp.(021) 4786-9277
Hari/Tanggal: Sabtu, 31 Januari 2009
Waktu : Pk. 16.00-18.00 WIB
Tempat : Leksika Rawamangun Square Lt.3, Jl.Pegambiran no.55 (Giant Rawamangun, ex Artomoro, 100m dari terminal)
Penulis: Victor Asih
Penerbit: Penerbit Andi, Yogyakarta, 2008
harga unik Rp. 38.888,-
Buku 8 Langkah Ajaib Menuju Langit ini berisi 8 langkah panduan praktis yang dapat menuntun kita menuju ‘langit kesuksesan’, di mana kita dapat menggapai impian kita yang sudah digantung setinggi langit, dan menciptakan “surga kecil” dalam kehidupan di dunia saat ini.. Victor Asih, penulis buku ini mencoba untuk membagikan beberapa tip menarik untuk mengatasi berbagai keterpurukan yang membuat banyak orang kehilangan semangat hidup dan pesimis memandang masa depannya.Buku ini memberi inspirasi, motivasi, dan mengajarkan langkah-langkah praktis untuk mewujudkan impian dengan mengambil pengalaman dari kisah-kisah nyata yang dialami penulis dalam kehidupannya. Buku 8 Langkah Ajaib ini unik dengan angka serba ‘8’ dijual dengan harga unik Rp. 38.888,- Buku dengan backcover 8 endorser dari berbagai kalangan profesi ini terdiri dari 8 bab dan 188 halaman isi dan dicetak limited edition 8.888 exemplar oleh Penerbit Andi.
Dapatkan buku 8 Langkah Ajaib Menuju ke Langit – Rahasia Dahsyat Meraih Impian di toko buku Leksika, atau telp Layanan PESAN ANTAR.
>> Leksika Lenteng Agung telp.(021) 780-6566
>> Leksika Rawamangun telp.(021) 4786-9277
Label:
8 Langkah ajaib,
toko buku Leksika,
victor asih
LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU: Suara Senyap Lembah Kebudayaan Harian Rakjat
Penulis: Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M Dahlan
Penerbit: Merekesumba, Jogjakarta
Terbit: Okt 2008, 581 halaman
Harga : Rp 70.000
Ada yang hilang dari sejarah dunia kebudayaan Indonesia. Kehilangan itu memakan waktu hingga 15 tahun. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, peran Lembaga Kebudayaan Rakyat alias Lekra pada 1950-1965 telah dihapuskan.
Buku ini mencoba menjelaskan kerja-kerja kreatif yang dihasilkan para pekerja kebudayaan di Lekra dengan seluruh afiliasi ideologisnya, termasuk dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Penulis menemukan lebih dari 15 ribu artikel kebudayaan yang diriset dari Harian Rakjat, Warta Bakti, Terompet Masjarakat, dan Bintang Timur di perpustakaan di Jakarta dan di Yogyakarta di ruangan bergembok dengan peringatan "Bacaan Terlarang!".
Sekaligus ini menjadi referensi bahwa Lekra tak hanya mengurus polemik tak berkesudahan dengan pengusung Manifes Kebudayaan, dan melupakan aspek kerja seni lainnya. Mulai dari seni pertunjukan, wayang, ludruk, reog, seni tari, seni rupa, musik, film, sastra, buku, sampai sikap-sikap kebudayaan secara umum.
Di era Demokrasi Terpimpin (1959-1965), langit kebudayaan Indonesia dikuasai oleh Lekra dengan mengusung panji-panji agar semuanya diabdikan untuk mencapai tujuan revolusi yang belum rampung. Buku ini mencoba mengungkap kembali apa sebenarnya yang terjadi di era yang sarat gesekan itu. (Prof. Dr. M. Syafii Maarif, guru besar sejarah, cendekiawan Muslim dan mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta penerima Magsaysay Award 2008)
Kalau mau jujur, di masa Lekra-lah budaya kerakyatan itu menemukan "masa keemasan"-nya. Hidup dan sangat bergairah. Di sana kebudayaan diarahkan sepenuhnya pada pemihakan yang jelas-tegas kepada kaum yang tertindas. Apalagi konsepsi "seni untuk Rakyat" dalam konteks yang kongkrit itu didukung oleh koran progresif seperti Harian Rakjat. Jurnalisme yang terang-terangan memproklamasikan diri berpihak pada kaum tertindas dan menentang secara terbuka filsafat-filsafat yang meracuni kebudayaan masyarakat. Koran ini juga yang dengan sadar menyediakan pentas seluas-luasnya untuk menampung pikiran-pikiran kebudayaan seperti sajak, esei, cerita pendek, drama, dan sebagainya,yang barangkali tak dimiliki koran-koran lain untuk masanya. Buku ini berusaha menunjukan bagaimana jalan kebudayaan rakyat itu dikelola secara seksama dengan menampilkan kekayaan wacana, refleksi, perdebatan budaya, lepas dari soal bahwa kemudian ideologi itu salah atau benar. Maka buku ini patut dibaca agar kita bisa menajamkan kembali pikiran budaya kita yang tak terlepas dari kepentingan rakyat.Sebab selama tak ada pemihakan yang jelas, selama itu pula seni untuk rakyat tak ada. (Dr. Sindhunata, budayawan dan penulis sejumlah buku)
Dapatkan buku Lekra Tak Membakar Buku di toko buku Leksika, atau telpon LAYANAN PESAN ANTAR:
•Jl. Raya Lenteng Agung No.101 (Depan PDIP) Jakarta Selatan
Telp (021) 780 6566 (hunting)
•Rawamangun Square Lt.3, Jl. Pegambiran No.55 (Ex Artomoro,
100 meter dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur.
Telp (021) 4786-9277 (hunting)
Penerbit: Merekesumba, Jogjakarta
Terbit: Okt 2008, 581 halaman
Harga : Rp 70.000
Ada yang hilang dari sejarah dunia kebudayaan Indonesia. Kehilangan itu memakan waktu hingga 15 tahun. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, peran Lembaga Kebudayaan Rakyat alias Lekra pada 1950-1965 telah dihapuskan.
Buku ini mencoba menjelaskan kerja-kerja kreatif yang dihasilkan para pekerja kebudayaan di Lekra dengan seluruh afiliasi ideologisnya, termasuk dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Penulis menemukan lebih dari 15 ribu artikel kebudayaan yang diriset dari Harian Rakjat, Warta Bakti, Terompet Masjarakat, dan Bintang Timur di perpustakaan di Jakarta dan di Yogyakarta di ruangan bergembok dengan peringatan "Bacaan Terlarang!".
Sekaligus ini menjadi referensi bahwa Lekra tak hanya mengurus polemik tak berkesudahan dengan pengusung Manifes Kebudayaan, dan melupakan aspek kerja seni lainnya. Mulai dari seni pertunjukan, wayang, ludruk, reog, seni tari, seni rupa, musik, film, sastra, buku, sampai sikap-sikap kebudayaan secara umum.
Di era Demokrasi Terpimpin (1959-1965), langit kebudayaan Indonesia dikuasai oleh Lekra dengan mengusung panji-panji agar semuanya diabdikan untuk mencapai tujuan revolusi yang belum rampung. Buku ini mencoba mengungkap kembali apa sebenarnya yang terjadi di era yang sarat gesekan itu. (Prof. Dr. M. Syafii Maarif, guru besar sejarah, cendekiawan Muslim dan mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta penerima Magsaysay Award 2008)
Kalau mau jujur, di masa Lekra-lah budaya kerakyatan itu menemukan "masa keemasan"-nya. Hidup dan sangat bergairah. Di sana kebudayaan diarahkan sepenuhnya pada pemihakan yang jelas-tegas kepada kaum yang tertindas. Apalagi konsepsi "seni untuk Rakyat" dalam konteks yang kongkrit itu didukung oleh koran progresif seperti Harian Rakjat. Jurnalisme yang terang-terangan memproklamasikan diri berpihak pada kaum tertindas dan menentang secara terbuka filsafat-filsafat yang meracuni kebudayaan masyarakat. Koran ini juga yang dengan sadar menyediakan pentas seluas-luasnya untuk menampung pikiran-pikiran kebudayaan seperti sajak, esei, cerita pendek, drama, dan sebagainya,yang barangkali tak dimiliki koran-koran lain untuk masanya. Buku ini berusaha menunjukan bagaimana jalan kebudayaan rakyat itu dikelola secara seksama dengan menampilkan kekayaan wacana, refleksi, perdebatan budaya, lepas dari soal bahwa kemudian ideologi itu salah atau benar. Maka buku ini patut dibaca agar kita bisa menajamkan kembali pikiran budaya kita yang tak terlepas dari kepentingan rakyat.Sebab selama tak ada pemihakan yang jelas, selama itu pula seni untuk rakyat tak ada. (Dr. Sindhunata, budayawan dan penulis sejumlah buku)
Dapatkan buku Lekra Tak Membakar Buku di toko buku Leksika, atau telpon LAYANAN PESAN ANTAR:
•Jl. Raya Lenteng Agung No.101 (Depan PDIP) Jakarta Selatan
Telp (021) 780 6566 (hunting)
•Rawamangun Square Lt.3, Jl. Pegambiran No.55 (Ex Artomoro,
100 meter dari terminal Rawamangun) Jakarta Timur.
Telp (021) 4786-9277 (hunting)
Langganan:
Postingan (Atom)