Semesta Sebelum Dunia
“Kau
tahu, cinta pada mulanya selalu tentang mendengarkan: ibu yang mendengarkan
anaknya, anak yang mendengarkan orangtuanya, pasangan yang saling mendengarkan,
Raja Semesta yang mendengarkan doa-doa umatNya, manusia yang mendengarkan pesan
dan cinta Tuhannya. Pertama-tama, mencintai adalah tentang mendengarkan!”
“Jika
kau mencoba kelihatan pandai di mata orang lain, kadang-kadang kau harus
menjauh dari kebenaran.”
“Kau
tahu, perempuan hamil yang bangun tidur dan langsung tersenyum, menurutku,
selalu terlihat sangat cantik. Seperti juga ibumu. Banyak sebab yang membuat
seorang perempuan hamil, ketika dia bangun pagi dan terbelalak kaget kemudian
mempersembahkan senyumannya, selalu terlihat cantik. Cantik yang kumaksud di
sini tentu saja bukan yang bersifat fisik. Entah kenapa, cantik yang kumaksud
benar-benar terasa sampai ke dalam hati. Orang bilang, kecantikan yang terasa
sampai ke dalam hati adalah kecantikan sejati.”
“Biarkanlah
rahasia tetap menjadi rahasia. Kadang-kadang yang rahasia harus tetap ada agar
hidup menjadi lebih menarik. Bukankah kalau seluruh rahasia terbuka hidup sudah
tak menarik lagi untuk dijalani?”
“Tak
semua jalan yang terlihat akan membawamu pada jalan yang benar. Kadang jalan
yang benar adalah jalan yang tak terlihat oleh matamu. Jangan biarkan matamu
yang memutuskan ke mana kau akan pergi, biarkanlah hatimu yang memutuskan ke
mana kau ingin pergi. Penampakan adalah kilasan dari yang tidak jelas.”
“Apakah
hidup semacam pertunjukan sirkus yang harus dilihat oleh hati yang menyala?
Apakah melihat hidup harus dibarengi dengan keinginan menemukan keagungan di
balik seluruh gerak? Melihat siapa yang menciptakan dan memiliki seluruh
gerak?”
“Mungkin
kalau Dia tak ada, kau juga tak ada. Namun, kalau kau tak ada, Dia tetap ada.
Ini memang semacam iman. Namun, jangan salah, iman bukanlah semacam kepercayaan
yang tolol dan buta. Atau kemurnian yang kosong. Mungkin istilah itu lebih
tepat: Spiritualitas. Semacam rasa penghormatan otomatis terhadap
kebesaran yang lebih agung, keluhuran yang lebih abadi daripada apa pun yang ada.”
“Setiap
orang memiliki caranya sendiri-sendiri untuk menjadi baik. Aku hanya
memberitahu bahwa yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk, kadang
memberikan contoh-contoh juga. Tapi setiap orang boleh berbuat baik dengan
caranya sendiri-sendiri, seperti mereka boleh menjauhi hal-hal buruk dengan
caranya sendiri-sendiri.
Apa
yang terpenting dari membiarkan mereka melakukannya dengan cara mereka
sendiri-sendiri?
Niat,
kebebasan, dan perbuatan.
Aku
tak mengerti. Tolong dijelaskan.
Pada
mulanya segala sesuatu adalah niat. Semacam benih yang tumbuh dari dalam
hatimu. Pada saat seseorang berniat melakukan hal yang baik dan berniat
menjauhi hal buruk; itu sudah satu kebaikan. Pada saat mereka membiarkan diri
mereka menimbang niat itu dengan kebebasan yang mereka miliki – menggunakan
akal pikiran mereka, perasaan mereka, dan seterusnya – kemudian tahu dan mengerti
bahwa yang baik itu baik dan yang buruk itu buruk, itu dua kebaikan. Dan pada
saat mereka melakukannya, mengerjakan hal yang baik dan menolak hal yang buruk,
itu kebaikan yang bahkan lebih besar daripada seisi semesta!”
“Selalu
ada sesuatu. Sesuatu yang misterius, tetapi sangat bermakna. Itulah yang harus
kau temukan … keindahan bukanlah yang kau dengar atau lihat. Keindahan adalah
apa yang kau rasakan. Jauh sampai ke dalam hati.”
“Dan
jeda membuat kita melihat ke dalam diri kita sendiri. Itu yang penting.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar