Minggu, 16 Agustus 2009

Kontroversi seputar hukuman Mati AMROZI CS

Judul Buku : Kontroversi seputar hukuman Mati AMROZI CS
Pengarang : Wawan H. Purwanto
Penerbit : CMB Press

Harga : Rp 64.000


Ali Gufron alis Muchlas, Abdul Aziz alias Imam Samudra, dan Amrozi merupakan sosok yang fenomenal. Bagi keluarga korban Bom Bali 2002, Amrozi Cs adalah monster pembunuh berdarah dingin. Mereka tersenyum melihat darah mengalir dan mayat-mayat bergelimpangan, tiada sedikit pun menampakkan penyesalan dan bersalah. Tapi bagi kalangan tertentu,mereka dianggap sebagai sosok yang perlu “digugu” dan ditiru karena mereka adalah “ mujahid “.

Bom yang meluluhlantakan Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 silam, membuat nama mereka tenar di dunia Internasional. Aksi peledakan bom Bali tersebut seakan juga membenarkan tudingan bahwa negeri yang berpenduduk mayoritas umat Islam ini disebut sebagai sarang teroris seperti yang diutarakan Lee Kuan Yew. Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew. Umat Islam Indonesia yang dulunya dianggap sebagai umat yang ramah dan toleran, sejak saat itu dipertanyakan.


Mereka, Amrozi Cs, merasa bahwa “Proyek” di Bali mendapat restu dan ridha Tuhan. Karena itu, tiada sedikit pun mereka gentar berhadapan dengan regu tembak. Bahkan mereka sepertinya merindukan datangnya regu tembak sesegera mungkin. Bagi mereka maut merupakan jalan untuk “bertemu dengan kekasih-kekasih kami, para nabi Shiddiqin Syuhada, Salihin dan Hurun’in (bidadari) yang cantik jelita”, tulis mereka dalam risalah taklimat (pernyataan sikap) yang dibacakan pada tanggal 12 September 2007.


Pada diri Amrozi Cs, banyak kejadian-kejadian menarik dan penting untuk kira ketahui. Seperti melakukan PK dan Judicial Review atas Undang-undang yang mengatur hukuman mati padahal mereka tidak mengakui pemerintah yang ada dan menyebutnya sebagai pemerintahan thaghout (setan), mengislamkan salah seorang terpidana di LP Nusakambangan. LP Nusakambangan tidak menggelar ‘dangdutan’ setelah mereka berada disana dan masih banyak kisah menarik lainnya untuk diketahui.


Selain itu, buku ini mengulas kisah hidup Amrozi Cs penangkapan mereka mendekam di dua penjara (Kerobokan dan Nusakambangan), proses hokum dan wasiat-wasiat mereka. Lebih penting lagi buku menyatakan bahwa terorisme tidak akan pudar dengan dieksekusinya Amrozi Cs.

Tidak ada komentar: