Senin, 21 Oktober 2013

Book Review – Sun(ny) by Achi TM



Ini sebuah cerita tentang bagaimana setia memapah cinta. Ini sebuah cerita tentang perjuangan sepanjang masa.

Cerah Ceria. Nama yang unik, bukan? Seperti mengimplementasikan namanya, Cerah adalah orang yang selalu periang. Ia adalah gadis yang selalu up beat karena ayahnya selalu mengajarkannya untuk bersyukur kepada Sang Maha Kuasa.

Hingga suatu saat, ia kini telah lulus kuliah. Ia melamar pekerjaan dimana-mana, akan tetapi ia selalu berujung pada penolakan karena kekurangannya : buta parsial warna biru. Ia selalu melihat warna biru sebagai warna hijau gradasi. Ia pun begitu merindukan warna biru karena ia sering menghabiskan waktunya di suatu pantai di Jogja.

Galau mencari pekerjaan, Cerah menjadi terobsesi pada seorang pengarang bernama samaran Samudera Hujan. Samudera Hujan adalah Niki, sahabat Mendung. Mengikuti obsesi dan kata hatinya, Cerah merantau ke Jakarta untuk belajar menulis pada Niki.

Sesampainya di Jakarta dan bertemu dengan Niki, Cerah diuji Niki; pantaskah dia menjadi murid Niki? Sebuah ujian mengenai kesabaran itu mampu dilalui Cerah berkat tekadnya yang kuat. Setelah itu ia belajar menulis bersama Niki. Niki juga memperkenalkannya pada Mendung dan Awan. Akan tetapi, karena akan segera melahirkan, Niki meninggalkan Cerah di Jakarta dan segera menuju Medan, tempat rumahnya berada.

Niki bukanlah orang yang lari dari tanggung jawab. Niki mempekerjakan Cerah di EO Writing Event, sebuah event organizer yang digawangi oleh Mendung dan Awan. Kebetulan, kantor Writing Event berada di atas toko buku Wo(r)ld dimana dulu Mendung pernah bekerja.

Pada resepsi pernikahan Mendung dan Awan, Cerah diajak berfoto bersama seorang laki-laki sebagai pasangan agar dapat memotong antrean masuk gedung. Beberapa saat kemudian, setelah laki-laki itu pergi, Cerah mengejarnya karena ia ingin mengembalikan dompet laki-laki itu yang tertinggal. Meski ia salah orang, Cerah berkenalan dengan laki-laki itu. Laki-laki itu adalah Biru Matahari.

Suatu saat, ada sebuah pesanan untuk Writing Event dari seseorang untuk membuat picture book. Awan memilih Biru -yang ternyata temannya- sebagai ilustrator picture book tersebut. Biru pun memilih Cerah sebagai asistennya. Saat itulah Cerah mulai jatuh cinta pada Biru, meski kenyataanya cintanya bertepuk sebelah tangan.

Ketika sedang menguntit Biru untuk meminta maaf atas suatu kesalahan, Cerah mendapati Biru sedang berada di toko bunga. Ternyata pemilik toko bunga itu adalah Krisan, calon istri Biru. Remuk redamlah hatinya. Akan tetapi, keramahan hati Krisan mampu menahannya untuk berada di toko bunga itu. Bahkan Krisan menjadikan Cerah asistennya sekaligus sahabat baiknya.

Akan tetapi, naasnya, beberapa bulan sebelum pernikahan Biru dan Krisan, Krisan meninggal dunia. Biru terpuruk dalam kesedihan, bahkan ia nyaris gila. Akan tetapi, Cerah yang bukan siapa-siapa, bertekad mengembalikan Biru dari kesedihannya. Proses itu tidaklah cepat. Bahkan Cerah rela menjadi istri Biru meski Biru tidak mencintainya.

Tetapi, apakah seseorang itu akan selamanya rela untuk hidup bersama seseorang yang mungkin tidak menginginkannya? Apakah Cerah bisa mengeluarkan Biru dari bawah bayang-bayang Krisan? Apakah Cerah dapat menjadi bahagia?

Bingung mau bilang apa. Rasanya seneng banget bisa baca Sun(ny). Dibandingkan dengan novel sebelumnya, Cloud(y), novel ini jauh lebih mengalir dan lebih hidup. Bahasanya pun sudah enak untuk dibaca. Alur ceritanya sama sekali tidak mengecewakan.

Mbak Achi TM menyuguhkan dua tokoh utama yang berbeda di novel-novelnya. DI novel Cloud(y), ia memperkenalkan Mendung Megasari sebagai tokoh utama. Ia pekerja keras yang terjebak dalam kesedihan. Di novel Sun(ny), ia memperkenalkan Cerah Ceria sebagai tokoh utama. Ia seseorang yang tak pernah patah arang dan selalu senang. Akan tetapi, Cerah adalah seorang pemimpi. Ia tidak seperti Mendung yang realistis. Bagiku, ia lebih gegabah ketimbang Mendung meski ia lebih hidup.

Selain itu, bagiku Mbak Achi TM juga berhasil menguliti tokoh lain yang bernama Niko. Bagaimana Mbak Achi TM menuliskan cerita di Sun(ny) ini mampu membuat pembaca memandang Niko dari sudut pandang yang berbeda. Niko adalah saudara Niki yang pernah mematahkan hati Mendung. Di novel Cloud(y), aku mendapati kesan Niko sebagai orang yang mau bebas dan tidak bersalah besar terhadap Mendung. Toh sejak awal perkenalan, Niko sudah terlihat hanya akan menjadi penghibur Mendung dan tidak memberi harapan cinta padanya. Akan tetapi di novel Sun(ny), entah bagaimana kesan Niko berubah menjadi sangat buruk. Niko seakan-akan benar-benar mematahkan hati Mendung yang telah ia beri harapan besar (jika kau paham maksudku, hehe). Aku begitu takjub dengan cara Mbak Achi TM melakukannya. Padahal kedua novel sama-sama mendekati Niko dari sisi Mendung, tetapi kesan yang diperoleh begitu berbeda!

Nilai moral yang terkandung di novel ini banyak. Seperti yang sudah kukatakan, novel ini menceritakan tentang bagaimana kesetiaan itu dapat memapah cinta. Betapa pentingnya menjadi setia. Novel ini juga mengingatkan betapa besarnya kuasa Tuhan. Sangat inspiratif!

Meskipun begitu, pada cetakan pertama yang saya beli, terdapat beberapa typo. Selain itu juga terdapat kecacatan cetak buku. Hehehe. Jadi bagaimana, berniat untuk membaca novel ini? 

Buku sebelumnya : Cloud(y)

Sumber, diambil dari blog sahabat:


Tidak ada komentar: